Review Film Arwah: Kerinduan pada Keluarga Berujung Teror Supranatural

Yurinda - Senin, 7 Juli 2025 10:11 WIB
Review Film Arwah: Kerinduan pada Keluarga Berujung Teror Supranatural

Satu lagi film horor Indonesia menghiasi layar lebar tanah air. Arwah, film horor garapan sutradara Ivan Bandhito yang ditulis oleh Sankut, siap menghantui penonton mulai tanggal 3 Juli kemarin. Berada di bawah rumah produksi Bangun Pagi Pictures bersama Drias Film Production dan Mockingbird Pictures, film ini menyajikan ketegangan yang tidak hanya mengagetkan, tapi juga kisah trauma keluarga yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.  

Cerita film ini dimulai ketika empat bersaudara, yaitu Jojo (Joshua Suherman), Angga (Irsyadillah), Nindy (Naura Hakim), dan Momo (Annette Edoarda) bersama ayah mereka, Abah (Egi Fedly), pulang ke kampung halaman untuk kunjungan dan reuni bersama adik bungsu mereka, Sofi (Sarah Beatrix). Keakraban dan nostalgia pun mengalir, hingga sebuah rencana perjalanan ke salah satu curug berubah tragis. 

Mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, yang menyebabkan Sofi tewas saat itu juga di lokasi kejadian. Setelah tragedi tersebut, keluarga yang ditinggalkan justru tidak hanya terselimuti oleh kesedihan, tetapi juga mulai mengalami kejadian di luar nalar. 

Sebab, mereka secara nyata melihat sosok Sofi yang muncul dalam wujud menyeramkan. Bukan hanya sebagai hantu, tapi roh yang memiliki “pesan” yang tidak selesai. Teror ini langas memaksa keempat kakak-beradik tersebut menggali kebenaran di balik kecelakaan yang menimpa Sofi. Apakah ini balas dendam? Kemarahan? Atau rahasia kelam yang selama ini tersembunyi?

Film ini tidak hanya mengandalkan elemen horor klasik. Dengan kombinasi horor-drama, thriller psikologis, dan misteri supranatural, Arwah secara nyata mengeksplorasi kedalaman emosi karakter, dalam kesedihan, rasa bersalah, dan ikatan keluarga yang retak. Alur tempat di kampung halaman dengan curug sebagai latar tragedi menambah nuansa mistis yang pekat.

Dari segi pemain, film ini bisa dikatakan cukup menarik, memadukan aktor senior dan unjuk kebolehan para talenta baru. Joshua Suherman menjadi pemain utama sebagai Jojo, bersama Sarah Beatrix sebagai roh Sofi yang menghantui. Annette Edoarda, Naura Hakim, dan Irsyadillah melengkapi grup saudara dengan dinamika emosional yang kuat. 

Sementara itu, Egi Fedly tampil sebagai figur ayah yang kehilangan putrinya. Sedangkan Roweina muncul sebagai Madam Rose, figur misterius yang membuat film tersebut menjadi lebih menyeramkan. Penikmat film menyebutkan, Arwah lebih dari sekadar menghadirkan hantu. 

Film ini berhasil menyoroti trauma batin, rasa bersalah atas kematian Sofi, hingga dinamika permasalahan keluarga, utamanya tekanan anak sulung dan sejauh mana mereka bisa menerima kenyataan pahit. Pendekatan ini memberi dimensi psikologis yang jarang diangkat dalam horor lokal.

Dengan atmosfer yang kental, akting yang solid, dan cerita yang menyentuh emosional serta misteri, Arwah film menawarkan pengalaman horor yang menyeluruh. Film ini berpeluang menjadi tontonan wajib bagi penikmat genre yang senang dengan ketegangan bernuansa psikologis dan drama keluarga.