Review The Dark House, Film Horor Psikologis anti Jumpscare Murahan

Reskia Ekasari - Kamis, 19 Juni 2025 08:22 WIB
Review The Dark House, Film Horor Psikologis anti Jumpscare Murahan

Lagi liburan ke rumah tua di kaki gunung dengan niat healing, tapi ujung-ujungnya malah ketemu hantu. Setidaknya, itulah sedikit preview dari film The Dark House yang tayang 12 Juni 2025.

Mengangkat urban legend Sukma-Ayu 1958, dengan sutradara Hans Wanaghi, serta produksi oleh Infinix Pictures bersama Citrus Sinema, film ini punya “resep” horor yang beda dari film-film biasanya. 

“Resep” itulah yang membuat kamu layak memasukkannya ke dalam daftar tontonan. Mau tahu lengkapnya? 

Siapin Mental Sebelum Nonton Film The Dark House

Konsepnya memang unik, karena jarang mengandalkan jumpscare murahan. Selain itu, banyak hal menarik lain yang bikin film ini layak kamu tonton: 

1. Atmosfer Rumah Tua yang Jadi Bintang Utamanya

Rumah tua di lereng Gunung Slamet, menjadi semacam “karakter hidup” yang akan bikin bulu kudukmu merinding. Kayu berderit, lorong yang sempit, hingga bayangan yang seolah bergerak sendiri, semua hadir dengan begitu detail. 

Hans Wanaghi, sutradaranya, memang jago dalam memanfaatkan lokasi di Baturaden. Ia berhasil membuat suasana mencekam tanpa memakai efek yang berlebihan. 

2. Horor Psikologis yang Memainkan Keraguan Penonton

The Dark House 2025 review dari banyak pihak, katanya memang tidak mengandalkan jumpscare murahan. Soalnya, horor di sini lebih ke efek psikologis yang memainkan keraguan penonton. 

Saat menontonnya langsung, kamu mungkin bertanya, “Ini beneran hantu atau cuma delusi Arya yang mengalami psikosis?” 

Karakter Arya, bakal kamu terus bertanya, soal mana yang nyata dan mana yang ada dalam kepalanya. 

Konflik batin Arya dalam The Dark House juga bikin takut pas nonton. 

3. Charlie Charlie, Permen Karet yang Jadi Bencana

Permainan pemanggil arwah Charlie Charlie jadi pemicu utama kekacauan di film ini. Dewi (Karina Ranau), Gaby (Delia Alena), dan Ansel (Theo Culver) iseng mainin ritual ini, tapi ternyata mereka buka portal yang nggak bisa ditutup gitu aja.

Menariknya, seperti kata artikel RRI dan Narasi TV, film ini bikin kontras antara ritual modern Charlie Charlie dengan tradisi lokal seperti jelangkung. 

Sangat terasa nyindir halus ke orang Indonesia yang sering latah ikut-ikut budaya asing, padahal tradisi lokal juga punya cerita seram sendiri. 

4. Punya Tema Identitas

Di balik horornya, The Dark House menyelipkan pertanyaan besar tentang seberapa kenal kita sama budaya sendiri. 

Narasi TV, membahas bahas soal konflik budaya asing vs lokal, di mana Charlie Charlie jadi simbol generasi muda yang lebih akrab sama tren global ketimbang akar budayanya. 

Selain mengajak kita ketakutan, film ini juga bikin refleksi buat anak muda di era modern.

5. Akting yang Membuat Cerita Begitu Hidup

Kalau hanya melihat The Dark House 2025 trailer, mungkin kamu kesulitan buat menemukan ini. Tapi, coba tonton langsung filmnya dan kamu bakal merasakan kalau pemerannya benar-benar bikin ceritanya hidup. 

Dewi sebagai istri rapuh dan Arya yang berkutat dengan kondisi psikosisnya, bikin film ini menarik buat kamu tonton.