Sinopsis The Smashing Machine, Sisi Rapuh Sang Petarung yang Dibintangi Dwayne Johnson

Tim Teaterdotco - Senin, 22 September 2025 10:39 WIB
Sinopsis The Smashing Machine, Sisi Rapuh Sang Petarung yang Dibintangi Dwayne Johnson

Dwayne “The Rock” Johnson kembali jadi sorotan. Bukan lewat film aksi penuh ledakan, tapi lewat drama emosional yang mengulik sisi rapuh seorang legenda MMA dalam The Smashing Machine. Film terbaru garapan Benny Safdie ini resmi tayang perdana di Venice Film Festival 2025 dan langsung ramai dibicarakan.

Sinopsis: Kisah Nyata Mark Kerr, Legenda MMA

Film ini diadaptasi dari kisah hidup Mark Kerr, salah satu pionir mixed martial arts (MMA) di akhir 90-an. Di ring, Mark Kerr dijuluki “The Smashing Machine” karena jarang kalah. Tapi di balik sorotan kamera, hidupnya penuh masalah: kecanduan obat penghilang rasa sakit, kesepian saat bertanding di Jepang, hingga hubungan cinta yang penuh konflik dengan pacarnya, Dawn (Emily Blunt).

Dengan tubuh raksasa dan prostetik wajah yang membuatnya tampak berbeda, Johnson benar-benar meyakinkan memerankan Mark Kerr. Banyak kritikus menilai hanya dialah aktor yang cocok membawakan peran ini.

Drama Kehidupan, Bukan Hanya Pertarungan

Meski berlatar dunia MMA, The Smashing Machine bukan sekadar film tentang adu pukul. Sang sutradara Benny Safdie justru menyoroti kehidupan pribadi Kerr. Dari rasa hancur setelah kekalahan pertama, pertengkaran rumah tangga karena hal-hal sepele, sampai adegan menyayat hati ketika Kerr menangis sendirian di ruang ganti.

Kisahnya membuat penonton melihat sisi manusiawi dari seorang petarung yang selama ini dianggap tak terkalahkan.

Selama ini publik mengenal Dwayne Johnson sebagai bintang laga tangguh di film-film seperti Fast & Furious atau Jumanji. Tapi di film ini, ia tampil dengan nuansa berbeda: rapuh, emosional, bahkan kadang penuh amarah.

Chemistry-nya dengan Emily Blunt juga mencuri perhatian. Adegan pertengkaran mereka terasa realistis, membuat penonton ikut terbawa suasana.

Tonggak Baru Karier The Rock

The Smashing Machine membuktikan bahwa Dwayne Johnson bukan hanya jagoan laga. Ia juga mampu menghadirkan sisi emosional yang dalam dan menyentuh hati penonton.

Film ini jadi penanda bahwa “The Rock” bisa lebih dari sekadar pahlawan super di layar lebar. Ia bisa jadi aktor dengan spektrum luas, yang kisahnya mampu menyentuh siapa saja