Review Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, tentang Pencarian Cinta di Negeri Cina
Yurinda - Senin, 23 Juni 2025 08:19 WIB
Setelah sepuluh tahun berlalu sejak kisah pertamanya yang berhasil menggugah hati jutaan penonton Indonesia, film Assalamualaikum Beijing kembali hadir ke layar lebar lewat cerita lanjutan yang bertajuk Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia. Film kali ini akan membawa penonton pada perjalanan emosional yang lebih dalam, lebih matang, dan tidak kalah menawan secara visual.
Film garapan sutradara Guntur Soeharjanto ini tidak hanya sekuel biasa. Ceritanya adalah refleksi spiritual yang dibalut dengan kisah cinta lintas budaya, membawa lanskap eksotis Tiongkok yang jarang tersentuh kamera film Indonesia. Seperti apa ceritanya?
Kisah bermula dari Aisha, seorang jurnalis muda yang telah memantapkan hati untuk memeluk agama Islam demi cinta. Aisha pun menempuh perjalanan jauh ke wilayah Ningxia, Tiongkok, menuju ke tempat kekasihnya, Arif yang tengah menyelesaikan studinya.
Namun, semua seketika berubah ketika Aisha mendapati bahwa Arif telah menghilang secara misterius tanpa kabar. Di tengah kota asing dengan budaya dan bahasa yang sama sekali tidak familiar untuknya, Aisha mendapati dirinya benar-benar sendirian. Saat itulah Mo datang, seorang pemuda keturunan Tionghoa-Indonesia yang tinggal di Ningxia dan menawarkan bantuan kepada Aisha.
Kehadiran Mo tidak hanya untuk mencari Arif, tetapi juga membantu Aisha menemukan kembali makna dari iman dan ketulusan. Mo sebenarnya bukan tokoh flamboyan, tapi dari ketenangannya, Aisha perlahan menemukan sandaran baru. Menariknya, Aisha kini tidak hanya mencari Arif, tapi juga menghadapi perasaan yang selama ini tak dikenalnya.
Lantas, ketika akhirnya Arif kembali muncul dalam hidup Aisha, semuanya justru menjadi rumit. Aisha bukan lagi perempuan yang sama seperti ketika datang ke Ningxia. Ia telah berubah, jauh lebih kuat, lebih dewasa, dan memiliki pemahaman baru tentang cinta dan pengorbanan. Aisha kini dihadapkan pada pertanyaan yang lebih dalam: cinta mana yang benar-benar ia cari, apakah cinta yang dahulu, atau justru yang tumbuh di tengah pencariannya?
Secara tampilan visual, film ini merupakan sebuah karya yang sangat memanjakan mata. Wilayah Ningxia dan Xi’an, tempat yang lekat dengan sejarah Islam di Tiongkok, menjadi latar megah bagi cerita ini. Masjid yang kokoh dalam kabut salju, hingga jalan kecil berhiaskan lampion memberikan suasana meditatif yang menegaskan nuansa spiritual film ini.
Tidak hanya itu, cuaca ekstrem saat syuting, menurut sang sutradara, justru memperkuat atmosfer keterasingan yang dirasakan Aisha sepanjang perjalanannya. Selain narasi dan visual, Lost in Ningxia juga didukung oleh musik pengiring yang sangat menyentuh: alunan lagu “Atas Izin-Mu” dan “Rahmatilah” secara nyata menyentuh emosi dalam adegan penuh perenungan. Semua unsur tersebut menjadikan film berdurasi 109 menit ini lebih dari sekadar tontonan, tapi juga pengalaman.
Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia adalah film tentang kehilangan, harapan, dan keteguhan dalam memilih jalan hidup. Di antara cinta dan keimanan, Aisha tak hanya menemukan Arif, tapi juga menemukan dirinya sendiri. Film ini bisa disaksikan di bioskop kesayangan mulai 19 Juni.