Review Baghead: Film Horor Sederhana dengan Teror Maksimal

Baba Qina - Jumat, 9 Februari 2024 18:21 WIB
Review Baghead: Film Horor Sederhana dengan Teror Maksimal

Pasca kematian ayahnya yang terasing (Peter Mullan), Iris (Freya Allan) mengetahui bahwa ia telah mewarisi sebuah pub kumuh yang telah berusia berabad-abad. Ia pergi ke Berlin untuk mengidentifikasi jenazah ayahnya dan bertemu dengan Pengacara (Ned Dennehy) untuk mendiskusikan warisan tersebut.

Sedikit yang Iris tahu, ketika akta ditandatangani, dia akan terikat erat dengan entitas tak terkatakan yang berada di ruang bawah tanah pub bernama Baghead, makhluk pengubah bentuk yang dapat berubah menjadi orang mati. Uang tunai sebesar dua ribu dolar untuk dua menit bersama makhluk tersebut adalah ha yang dibutuhkan oleh orang yang sangat ingin meringankan kesedihan mereka.

Neil (Jeremy Irvine), yang telah kehilangan istrinya, adalah pelanggan pertama Iris. Seperti ayahnya, Iris tergoda untuk mengeksploitasi kekuatan makhluk itu dan membantu orang-orang yang putus asa dengan bayaran tertentu. Tapi, ia segera menyadari bahwa melanggar aturan dua menit dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Bersama dengan sahabatnya, Katie (Ruby Barker), Iris harus berjuang untuk mengendalikan Baghead dan mencari cara untuk menghancurkannya, sebelum dia menghancurkan mereka.

Itulah kisah yang tersaji dalam produksi terbaru The Picture Company dan Vertigo Entertainment berjudul Bahgead. Menurut penulis, arahan sutradara Alberto Corredor ini mirip dengan permainan pemanggilan arwah lainnya yang lazim muncul dalam film-film horor populer. Tapi, untuk memanggil para arwah yang gentayangan, film ini terbilang menawarkan hal yang "sangat mudah" dan nyaris tanpa kesulitan. Cukup memiliki uang sejumlah tertentu sudah bisa menyewa Baghead.

Terlepas apakah Baghead adalah mitos sungguhan atau tidak, selintas sobat teater akan dibuat berpikir dan tertawa geli, apakah para karakter di film ini tidak pernah menonton dan belajar dari film-film horor macam Insidious atau The Conjuring?

Pasalnya, seperti yang sudah diduga, konsekuensi yang dijanjikan premisnya pun akhirnya muncul di layar. Roh jahat yang sudah kita tunggu-tunggu nyatanya memang mampir tanpa disadari oleh karakter-karakter tersebut. Sebaliknya bagi para penonton, hanya bisa menanti proses bagaimana akhirnya mereka dibuat jera dengan segala aksi edannya.

Tapi, tak seperti film horor Hollywood pada umumnya yang membangun mood horor dengan setting dan atmosfir seram dengan segala gaya artistiknya, Baghead terkesan sederhana dan apa adanya. Sobat teater tidak merasakan ancaman dan sisi keseraman pada setting-nya, namun justru pada teror plot-nya.

Bahkan, tone filmnya sendiri akan mengingatkan sobat teater akan film horor berjudul It Follows, di mana para korban akan terus dikejar entitas jahat ke mana pun mereka pergi. Permainan alam nyata dan gaib juga kerap digunakan walau ini tergolong trik usang, namun Baghead menyajikannya dengan baik dan malah terkadang efeknya cukup mengejutkan.

Secara keseluruhan, Baghead merupakan sebuah film horor supranatural simpel nan solid dengan pesan yang efektif. Sisi trauma yang menjadi subplotnya memang bukan hal yang baru bagi genrenya. Namun, klimaksnya harus diakui cukup memberi efek kejut dan jera kepada para penontonnya. Film ini seakan mampu mewakili orang-orang di luar sana yang sering menggampangkan banyak hal dan mengindahkan aturan yang berlaku tanpa mau menerima konsekuensinya.