Review Blood Brothers: Bara Naga, Thriller Aksi Saudara dalam Balutan Mafia

Yurinda - Selasa, 17 Juni 2025 09:47 WIB
Review Blood Brothers: Bara Naga, Thriller Aksi Saudara dalam Balutan Mafia

Blood Brothers: Bara Naga adalah sebuah film aksi–thriller dari Malaysia besutan Skop Productions untuk merayakan ulang tahun ke‑40. Disutradarai oleh duo Syafiq Yusof dan Abhilash Chandra, film ini berhasil membuktikan diri sebagai tonggak baru perfilman laga di Asia Tenggara.

Kisah berpusat pada Ariff (Syafiq Kyle), seorang pengawal setia yang menjadi incaran ketika dituduh mengkhianati bosnya, Dato Zul (Wan Hanafi Su), pemimpin kuat organisasi mafia Naga. Ariff pun melarikan diri dan segera mencari bantuan dari kakak kandungnya, Jaki (Syazwan Zulkifly) untuk membersihkan nama. 

Sementara itu, sahabat sekaligus “blood brother”-nya, Ghaz (Sharnaaz Ahmad), dibebani tugas untuk menangkap Ariff, yang diyakini telah membunuh Sheila (Amelia Henderson), putri Dato Zul, sekaligus calon istrinya. Perjalanan batin dan konfrontasi emosional antara Ariff dan Ghaz menjadi inti cerita, menitikberatkan pada siapa yang lebih penting: pertalian darah atau ikatan persahabatan?

Film ini mencetak sukses komersial luar biasa, mengantongi RM 9,2 juta dalam dua hari pertama sejak rilis pada 10 April 2025 di Malaysia, RM 14,9 juta pada hari ketiga, dan RM 21 juta dalam empat hari, melesat jauh melampaui anggaran RM 7 juta. Di Indonesia, Blood Brothers: Bara Naga mulai tayang di bioskop sejak 11 Juni 2025, dan menerima sambutan hangat dari penonton.

Secara visual dan teknis, film ini dipuji karena kualitas produksi yang hampir setara dengan standar Hollywood. Sinematografi gelap bergaya noir dipuji oleh Fathom Magazine sebagai “fight scenes lit like a Vogue editorial in a blackout”. Editingnya juga dinamis dengan estetika pencahayaan, dan bunyi ledakan berhasil memacu adrenalin tanpa kompromi.

Korografi adegan laga yang brutal, bersih, dan realistis membuat film ini terasa autentik. Syafiq Kyle (Ariff) maupun Sharnaaz Ahmad (Ghaz) tampil memukau, kelindan emosi persaudaraan dan pengkhianatan mereka dijalin kuat oleh keduanya. Shukri Yahaya (Fadlan), putra Dato Zul, menerima pujian karena transformasi karakternya dari tenang menjadi mengerikan. 

Sementara itu, Jaki (Syazwan Zulkifly) juga menambahkan cerita menjadi lebih hidup. Beberapa kritikus menggarisbawahi bahwa meskipun film meniru gaya sinema aksi India Selatan atau Hollywood, tetap ada sentuhan lokal yang kuat, seperti humor khas dan motif simbolik upacara setia darah .

Kendati demikian, ada sorotan minor soal karakter wanita yang kurang berkembang. Misalnya pada pemeran wanita yang lebih menjadi pemicu naratif, serta beberapa momen komedi yang terasa dipaksakan.

Blood Brothers: Bara Naga adalah mahakarya aksi lokal yang menawarkan kombinasi laga intens, cerita emosional tentang pengkhianatan dan kesetiaan, serta kualitas teknis tingkat tinggi. Film ini kian menegaskan bahwa perfilman Malaysia siap bersaing di panggung internasional, menjanjikan pengalaman menonton yang menghibur sekaligus reflektif bagi penonton film aksi di Asia Tenggara dan Indonesia.