Review Elio: Petualangan Kosmik Si Penyendiri yang Mencari Jati Diri

Yurinda - Minggu, 22 Juni 2025 09:36 WIB
Review Elio: Petualangan Kosmik Si Penyendiri yang Mencari Jati Diri

Pixar kembali menyapa pencinta film animasi melalui Elio, sebuah kisah sci‑fi orisinal yang memadukan imajinasi, drama, dan humor dalam visual memukau. Disutradarai oleh Domee Shi, Madeline Sharafian, dan Adrian Molina, film ini mengajak penonton mengikuti perjalanan seorang anak berjiwa besar dalam menghadapi dunia yang luas dan tak terduga.

Film berkisah tentang Elio Solís (disuarai Yonas Kibreab), bocah berusia 11 tahun yang gemar mengejar fenomena UFO. Elio hidup bersama tantenya, Olga (disuarakan oleh Zoe Saldaña), seorang perwira Angkatan Udara yang sibuk dan cuek. Sejak kecil, Elio menaruh harap agar dirinya bisa “diselamatkan” oleh makhluk luar angkasa, sesuatu yang kelak justru terjadi ketika ia tanpa sengaja mengirim sinyal ke ruang angkasa dan diculik alien ke dunia mereka. Di sana, Elio dianggap sebagai duta Bumi oleh Communiverse, sekumpulan perwakilan berbagai peradaban galaksi.

Setelah salah identifikasi, Elio dikirim ke Communiverse. Di sana, dirinya berteman dengan Glordon (disuarakan oleh Remy Edgerly), makhluk mirip cacing yang lembut, putra dari Lord Grigon (disuarakan oleh Brad Garrett), seorang warlord galaksi. Persahabatan keduanya tumbuh dari perbedaan yang besar, Elio manusia, sedangkan Glordon alien. 

Meski begitu, keduanya sama‑sama merasa “menyimpang” dari masyarakatnya. Perjalanan emosional ini yang lantas mempertemukan keduanya untuk menolong satu sama lain, serta mengajarkan arti pemakluman dan penerimaan diri.

Tidak hanya sukses dari segi karakter, film ini juga mampu menonjolkan visual serta teknologi yang unik. Teknologi pencahayaan baru “Luna” juga digunakan, menciptakan nuansa holografik dan sinematik ala film klasik Spielberg.

Musik untuk film animasi ini digubah Rob Simonsen. Dari motif piano sederhana untuk menggambarkan Elio, hingga “kosmik disco” dalam montage Communiverse. Pun, ada sentuhan vokal dari “choir dolls” yang menyerupai bahasa alien.

Elio berfokus pada tema dan cerita anak universal, yaitu kesepian, penerimaan diri, dan keberanian untuk berbeda. Persahabatannya dengan Glordon menunjukkan bagaimana dua makhluk asing dan berbeda bisa saling memahami dan saling menyembuhkan.

Secara kritis, film ini disambut hangat oleh sebagian besar penonton keluarga, dengan pujian khusus pada visual dan chemistry karakter utama. Namun, di balik ceritanya yang tampak selaras dengan isu anak masa kini, karakter Elio terasa kurang tereksplorasi dengan maksimal.

Elio bukan film animasi Pixar yang dapat mengguncang emosi seperti Inside Out atau Coco, tetapi menjadi suguhan menyegarkan untuk musim libur dengan konsep original, karakter hangat, dan visual futuristik yang memukau. Di tengah berbagai masalah diri generasi masa kini, Pixar mengajak penonton mengingat satu pelajaran penting, untuk selalu menjadi diri sendiri dan berani menghadapi petualangan terbesar.

Dengan durasi kira‑kira 100 menit, Elio layak ditonton bagi keluarga yang mencari kisah tentang keberanian, rasa ingin tahu, dan persahabatan. Film ini dirilis secara resmi di bioskop pada 18 Juni. Selamat menyaksikan!