Review Film Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri: Suguhkan Banyak Trik Horor yang Meneror

Baba Qina - Jumat, 15 September 2023 16:37 WIB
Review Film Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri: Suguhkan Banyak Trik Horor yang Meneror

Lagi-lagi penulis tak bosan mengingatkan bahwa film horor merupakan salah satu genre yang paling banyak disukai oleh pecinta layar bioskop di tanah air. Tak jarang rumah produksi film menggarap suatu film horor yang memiliki kelanjutan atau sequelnya. Seperti film Aku Tahu Kapan Kamu Mati: Desa Bunuh Diri ini. Sukses di film pertamanyanya, Aku Tahu Kapan Kamu Mati pun digarap untuk kelanjutan atau sequel keduanya.

Film ini akan meneruskan cerita tokoh utamanya yang bernama Siena (Natasha Wilona). Dalam kisah ini, Siena mempunyai kemampuan untuk mengenali tanda-tanda orang yang akan menghadapi kematian, setelah dirinya mengalami mati suri di film pertama. Siena yang kini duduk di bangku kuliah dan bertemu teman-teman baru merasa depresi akan kemampuan yang dimilikinya.

Siena akhirnya memilih mengunjungi psikiater guna mengatasi masalah yang ia alami. Setelah kunjungan ke psikiater tersebut, Siena berusaha menerima kemampuan yang istimewa itu dan mendapatkan ide untuk membantu orang menggunakan kemampuannya itu. Siena bersama teman-temannya pun merasa terpanggil untuk datang ke desa Rametuk, sebuah desa angker yang penuh teror dan misteri di mana warga desa tersebut bunuh diri secara berturut-turut.

Warga desa Remetuk bunuh diri secara mengenaskan bahkan tanpa disadari, yang berarti ada sebuah teror atau kutukan yang merasuki mereka untuk melakukan hal tersebut. Lantas, apakah Siena dan teman-temannya berhasil menghentikan teror kutukan yang terjadi di desa Remetuk atau malah mereka yang mendapatkan teror kutukan sosok wanita yang berwujud orang-orangan sawah menyeramkan dan mematikan yang bisa mengancam nyawa mereka?

Pengalaman sutradara film ini, Anggy Umbara, dalam membuat beberapa film horor rupanya tak membuat kualitas film ini menjadi lebih baik. Dibanding film pertamanya, Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2: Desa Bunuh Diri kurang memiliki sesuatu yang unik dan temanya masih terasa terlalu umum.

Apa lagi yang ingin ditawarkan di sini? Film ini ingin bicara tentang seseorang yang mencoba untuk memahami situasi dirinya dan lingkungannya yang aneh, namun proses tersebut tidak dieksplor secara mendalam, sehingga value yang harusnya memiliki potensi untuk menjadi menarik malah menjadi kurang greget.

Plot film yang mencoba memadukan unsur horor dan gore pun terasa begitu tanggung. Plot roman yang coba disisipkan juga kurang mengena. Masalah utamanya mungkin terletak pada jajaran casting yang tanggung pula. Bintang populer memang menarik pasar, namun karakter dan akting yang lemah membuat kita semua akan sulit bersimpati dan masuk pada sang tokoh. Tak hanya itu. Sejak awal visualisasi adegan yang memberi kesan kurang masuk akal pun membuat kita akan bertanya-tanya.

Konflik cerita yang kasusnya terus berulang secara bertubi-tubi dan tak wajar, rasanya juga sulit membuat kita bersimpati pada situasi yang dihadapi oleh sang tokoh utama. Belum selesai satu kasus, sudah muncul lagi kasus berikutnya. Suasana bukannya tambah mencekam tapi malah datar-datar saja.

Dengan beragam trik horor yang digunakan, sebenarnya Anggy Umbara mampu mencuri perhatian penonton. Tapi, film horor tak hanya bicara soal teror, tapi juga bagaimana teror itu melekat pada balutan kausalitas cerita, bukan hanya pada penggalan-penggalan aksi teror semata.