Review Film Jangan Panggil Mama Kafir: Kisah Cinta Beda Agama yang Bikin Haru Penonton
Tim Teaterdotco - Sabtu, 18 Oktober 2025 08:12 WIB
Film terbaru produksi Maxima Pictures dan Rocket Studio Entertainment, Jangan Panggil Mama Kafir, resmi tayang di bioskop mulai 16 Oktober 2025. Disutradarai oleh Dyan Sunu Prastowo, film ini langsung mencuri perhatian publik karena mengangkat tema yang sensitif namun sangat relevan: pernikahan beda agama dan perjuangan seorang ibu.
Kisah Tentang Cinta, Iman, dan Amanah
Film Jangan Panggil Mama Kafir menceritakan perjalanan Maria (Michelle Ziudith), seorang perempuan Nasrani yang menikah dengan Fafat (Giorgino Abraham), pria Muslim yang tulus mencintainya. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putri bernama Laila (Humaira Jahra), yang menjadi simbol harapan di tengah perbedaan keyakinan.
Namun kebahagiaan mereka tak bertahan lama. Fafat meninggal dunia dan meninggalkan pesan agar Laila tetap mengenal ajaran Islam. Sejak itu, Maria harus membesarkan anaknya seorang diri sambil berusaha menepati amanah sang suami.
Masalah semakin rumit ketika Umi Habibah (Elma Theana), ibu mertua Maria, menuntut hak asuh atas Laila. Perselisihan mereka membawa penonton pada konflik emosional antara cinta, iman, dan tanggung jawab sebagai orang tua.
Drama dengan Sentuhan Horor Emosional
Meski dikategorikan sebagai film horor, Jangan Panggil Mama Kafir tidak menakuti lewat sosok gaib atau adegan mencekam. Dyan Sunu justru menciptakan “horor emosional”, yaitu ketegangan yang muncul dari dilema batin dan tekanan sosial yang dihadapi tokoh utamanya.
Cerita film ini terasa sangat nyata karena terinspirasi dari kisah kehidupan seseorang di dunia nyata, seperti diungkapkan oleh produser Yoen K dari Maxima Pictures.
Akting Para Pemeran yang Memukau
Penampilan para aktor menjadi kekuatan utama film ini. Michelle Ziudith tampil meyakinkan sebagai Maria, seorang ibu yang berjuang antara cinta dan keyakinan. Giorgino Abraham juga berhasil memberikan kedalaman karakter sebagai Fafat, suami yang hangat dan berprinsip.
Elma Theana sukses memerankan sosok Umi Habibah yang keras namun penuh kasih. Sementara Humaira Jahra, pemeran cilik Laila, tampil natural dan menyentuh hati penonton.
Deretan pemeran pendukung seperti Indra Birowo, Kaneishia Jusuf, dan Prastiwi Dwiarti turut memperkuat dinamika cerita tanpa membuatnya terasa berlebihan.
Visual Sinematik dan Musik yang Mengaduk Emosi
Dari sisi teknis, Jangan Panggil Mama Kafir digarap dengan visual sinematik dan tone warna yang hangat. Scoring musiknya juga mendukung suasana haru dan tegang di setiap adegan. Setiap frame dibuat dengan detail, menghadirkan kesan real dan intim.
Naskahnya kuat dan tidak menggurui. Dyan Sunu memilih menampilkan sisi manusiawi dari perbedaan keyakinan, bukan menghakimi salah satu pihak. Itulah yang membuat film ini terasa relevan dan berani.
Jangan Panggil Mama Kafir bukan sekadar film tentang cinta lintas iman, tetapi juga refleksi tentang perjuangan, toleransi, dan kasih seorang ibu.