Review Hantu Polong: Kisah Misterius Perempuan di Tanjuang Pinang

Baba Qina - Senin, 18 Maret 2024 08:32 WIB
Review Hantu Polong: Kisah Misterius Perempuan di Tanjuang Pinang

Sekelompok mahasiswa sastra sedang melakukan pembelajaran dan mendapat tugas untuk meneliti dan mempelajari sejarah sastra di Tanjung Pinang. Mereka memasuki sebuah desa syair setapang. Syahdan (Rory Asyari), Ali (Leon Dozan), Bella (Rachel Hawadi) dan Jali (Daffa Aryoseno) baru saja turun dari kapal di sebuah dermaga kecil dan bertemu dengan seorang wanita di sebuah warung bernama Mahiah (Berlliana Lovell).

Selama di desa itu, mereka tinggal di rumah Mahiah. Ia adalah seorang wanita yang cantik. Syahdan pun mulai tertarik padanya, namun Mahia tidak terlalu menggubris sikapnya. Mengetahui hal itu Bella sangat tidak suka. Suatu malam yang diterangi bulan purnama, Bella dan Ali melihat Mahiah sedang membacakan syair dengan syahdu sambil menari di pinggir pantai. Dan tiba-tiba keluarlah sosok perempuan dari tengkuknya.
 
Sontak terlihat wajah asli Mahiah yaitu seorang perempuan tua. Bella dan Ali menceritakan hal itu kepada Syahdan, namun Syahdan tidak percaya sama sekali. Teror menakutkan kerap menghantui mereka sejak malam itu. Jali, Ali dan Bella menceritakan hal itu kepada Ibu Hannah. Dan mereka bertiga mendapatkan petunjuk dan arahan untuk memecahkan misteri hantu polong di desa itu.

Tapi, perjalanan mereka tidaklah mudah. Ancaman yang mengintai dan membahayakan mereka pun makin sering mereka alami. Mahiah yang tidak ingin rahasianya terbongkar, menjadi semakin agresif untuk memiliki Syahdan yang sedang dimabuk asmara. Ternyata Syahdan diam-diam sering menemui Mahiah tanpa sepengetahuan Jali, Bella dan Ali.

Sekelumit kisah di atas tersaji dalam karya terbaru sutradara Amir Mirza Gumay berjudul Hantu Polong. Menurut penulis, produksi terbaru Limo Pancer Production ini terbilang cukup mengecewakan. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi alasannya. Pertama, dari segi cerita, film tersebut nyaris tidak mengeksplorasi dengan maksimal potensi dari tema yang diangkatnya.

Ya, Hantu Polong tak mampu memanfaatkan latar belakang budaya Indonesia yang diangkatnya, terutama yang terjadi di Kepulauan Riau, dengan baik. Padahal, dengan banyaknya film horor Indonesia yang belakangan tampil kurang memuaskan, tema urban legend bisa menjadi daya tarik tersendiri. Sayangnya, film ini tidak bisa mengulik hal tersebut dengan maksimal.

Kedua, dari segi akting para pemainnya, penulis merasa penampilan mereka pun tak mampu menolong cerita filmnya yang serba kekurangan tadi. Mulai dari Ingrid Widjanarko, Berlliana Lovell, Willy Dozan, Rory Asyari, Leon Dozan, Rachel Hawadi, Daffa Aryoseno, Alicia Djohar, Fuad Idris, dan Mutia Cito tampil tak natural serta tidak memberikan 'nyawa' pada masing-masing karakter yang dimainkannya.

Ketiga, dari segi visual, Hantu Polong juga tampil kurang maksimal. Alhasil, menurut penulis, beberapa scene yang seharunya mampu menciptakan atmosfer horor, justru terasa biasa saja. Tapi, terlepas dari itu semua, bagi sobat teater yang memang hobi nonton film horor, film ini tentu tetap menjadi hiburan yang cukup layak untuk disaksikan.