Review Jurassic World: Rebirth, Kebangkitan Dahsyat Alam Purba

Yurinda - Senin, 7 Juli 2025 08:21 WIB
Review Jurassic World: Rebirth, Kebangkitan Dahsyat Alam Purba

Film action yang dinanti akhirnya hadir meramaikan layar lebar Nusantara. Jurassic World: Rebirth resmi rilis pada 2 Juli kemarin, menjadi salah satu film dengan cerita zaman purba yang sungguh menarik. 

Ketika dunia mulai melupakan jejak dinosaurus, Jurassic World: Rebirth menghembuskan kehidupan kembali ke era purba ini di sebuah petualangan menegangkan dan penuh emosi. Disutradarai oleh Gareth Edwards dan ditulis oleh David Koepp, penulis naskah orisinal Jurassic Park (1993), film ini menghadirkan nada lama yang disuntikkan dengan semangat baru.

Lima tahun setelah peristiwa di Dominion (2022), planet telah menjadi lingkungan yang semakin tak ramah bagi dinosaurus. Tiga predator raksasa, dari darat, laut, dan udara kini mendiami zona tropis terpencil yang disebut “pulau terlarang.” Misi utamanya adalah mengekstrak DNA mereka untuk menciptakan obat penyelamat jiwa manusia.

Pemeran utama dalam film ini pun terdiri dari tim khusus: Zora Bennett (Scarlett Johansson), arkeolog Dr. Henry Loomis (Jonathan Bailey), dan petugas keamanan Duncan Kincaid (Mahershala Ali). Mereka beserta keluarga Delgado terperangkap di suatu pulau setelah kapal mereka diserang dinosaurus akuatik.

Membuka kembali dialog lama dari novel Michael Crichton, seperti T. rex yang mengejar perahu karet, film ini memberi nuansa lawas yang mendapatkan sentuhan baru. Adegan intens di laut, hutan, dan udara memadukan ketegangan visual dengan simbol alam yang menakjubkan. Goresan ilmiah dari Koepp menghadirkan keseimbangan antara fiksi genetik dan aksi heroik.

Adegan klasik seperti perahu karet menghadapi T. rex menyentil nostalgia lama, tapi dengan karakter baru yang lebih modern: Zora sebagai figur yang kuat dan Loomis sebagai ikon intelektual yang penuh pesona. Ditambah dengan resonansi emosional ala Dr. Loomis (Bailey) yang membuat film terasa lebih manusiawi.

Edwards, yang pernah menangani Godzilla (2014), kembali menunjukkan skillnya dalam koreografi makhluk raksasa di layar luas. Visual efeknya mencekam meskipun beberapa kritikus menyebut perlu sedikit sentuhan ekstra pada tahap pasca-produksi. Skor yang digubah oleh Alexandre Desplat mencuri perhatian. Ia menggabungkan melodi khas John Williams dengan komposisi baru yang menggarisbawahi momen aksi dan emosi, diproduksi di Abbey Road Studios, menambah lapisan magis pada kisahnya.

Dengan jajaran aktor papan atas, film ini bukan sekadar sekuel biasa, melainkan semacam “permulaan kembali” seri satwa purba fenomenal ini. Scarlett bahkan berharap film ini bisa menjadi pintu masuk baru untuk target generasi muda tanpa harus menonton film sebelumnya.

Jurassic World: Rebirth hadir sebagai perpaduan nostalgia dan inovasi yang sempurna, membawa kembali kisah di era pra-sejarah ke layar besar. Dengan naskah solid dari Koepp dan visual efek yang megah, film ini berhasil menjadi salah satu yang mendebarkan serta sarat akan ketegangan. 

 

Bagi penggemar satwa purba raksasa dinosaurus, sekuel film Jurassic Park satu ini tentu menjadi rekomendasi tontonan yang menarik di akhir pekan. Yuk, segera pesan tiketnya!