Review Kung Fu Panda 4: Cerita dan Visualnya Oke!

Baba Qina - Senin, 4 Maret 2024 18:06 WIB
Review Kung Fu Panda 4: Cerita dan Visualnya Oke!
(foto/image: imdb)

Setiap kali muncul sekuel, pertanyaan yang paling jamak hadir mungkin "apa memang perlu?". Dari sudut pandang bisnis, perlu atau tidak pastinya bergantung pada kemungkinan hadirnya keuntungan komersial. Namun dari segi cerita, suatu sekuel menjadi layak bahkan diperlukan kehadirannya tatkala bertujuan untuk melengkapi kisah tokoh-tokohnya.

Teruntuk ranah animasi, Toy Story merupakan contoh bagaimana kesempurnaan lingkaran cerita dipaparkan lewat rangkaian sekuel, sehingga penonton mengenal karakternya luar dalam, serta memahami lika-liku proses perjalanan hidup mereka secara utuh. Nah, meski tidak se-superior rilisan Pixar tersebut, Kung Fu Panda mampu memunculkan perasaan serupa lewat film keempatnya ini.

Setelah tiga petualangan sebelumnya untuk mengalahkan berbagai penjahat, dengan keberaniannya yang tak tertandingi dan keterampilan seni bela diri yang gila, Po (Jack Black), The Dragon Warrior, diminta untuk beristirahat dan mengundurkan diri. Dia diminta mencari pengganti dan juga ditunjuk untuk menjadi Pemimpin Spiritual di Lembah Damai.

Namun, dia dihadapkan oleh musuh yang baru, seorang penyihir jahat dan kuat, Chameleon (Viola Davis), seekor kadal kecil yang dapat berubah wujud menjadi makhluk apa pun, besar atau kecil. Chameleon rupanya mengincar tongkat kebijaksanaan milik Po, yang akan memberinya kekuatan untuk memanggil kembali semua penjahat utama yang telah dikalahkan Po dan telah dikirim ke alam roh.

Untuk mengalahkannya, Po yang tak pernah keluar dari Lembah Damai lantas mendapat bantuan dari Zhen (Awkwafina), seekor rubah yang licik. Mereka bersama-sama pergi ke kota Juniper untuk bertemu langsung dengan Chameleon. Lalu, bagaimanakah petualangan Po dan Zhen Selanjutnya? Dapatkah mereka berdua mengalahkan Chameleon?

Well, jika film pertama bertutur mengenai usaha Po menjadi dragon warrior, lalu film keduanya adalah proses memahami hakikatnya selaku the chosen one, serta fase penyempurnaannya di film ketiga, maka film keempatnya ini tak ubahnya merupakan penggalian lewat kaca mata filosofi. Bak pemahaman Taoisme (yang juga berasal dari Tiongkok), Po menempuh perjalanan untuk bisa mengenali dirinya sendiri, melepaskan segala konsep yang selama ini mengganggu pikirannya.

Semakin jauh proses itu berjalan, maka semakin sempurna pulalah Po. Hal itu yang lantas membawa waralaba animasi ini menuju ke lingkaran kesempurnaan pada tataran development karakter dan cerita. Karena begitu film berakhir, tak hanya Po, tetapi kita semua pun akan dijamin memahami tiap sendi kisahnya yang filosofis.

Walaupun, jika penulis boleh jujur, pemaparan alur untuk film ini sendiri masih jauh dari kesan sempurna. Sedari awal, progresi alur sudah dikemas agak terburu-buru, seolah ingin menjaga pace agar tidak melambat dan membosankan. Namun hal tersebut malah berakibat tak diberikannya penonton kesempatan untuk meresapi cerita lebih jauh.

Momen demi momen berlalu amat cepat, bahkan final showdown saat Po dan Zhen bertarung melawan Chameleon masih berjalan terlampau pendek. Padahal dengan durasi hanya 94 menit, penambahan durasi selama kurang lebih lima menit untuk klimaks serta beberapa momen lain tak akan membuat film ini menjadi terlalu panjang. Untungnya, Mike Mitchell selaku sutradara sanggup memaksimalkan kekuatan tiap sequence tersebut walau hanya diberi kuantitas minim.

Yap, visual memang menjadi kelebihan terbesar dari film ini. Sewaktu Pixar memukau lewat pendekatan photo realistic lewat The Good Dinosaur beberapa tahun silam, maka melalui film ini Dreamworks menghadirkan eyegasm berkat paparan visual bak goresan kuas dalam lukisan atau nuansa "out of this world" penuh kelap-kelip warna.

Pada akhirnya, sobat teater pasti akan dibuat membelalakkan mata, tercengang akan bagaimana para animator mencurahkan kreatifitas mereka pada tingkatan tertinggi guna menciptakan tiap detail dunia menjadi keindahan luar biasa. Di antara animasi lain rilisan Hollywood akhir-akhir ini, kualitas visual Kung Fu Panda 4 jelas harus berada di jajaran paling atas.