Review Land of Bad: Seru dan Menegangkan

Baba Qina - Kamis, 22 Februari 2024 17:38 WIB
Review Land of Bad: Seru dan Menegangkan

Sebuah operasi pasukan khusus di Filipina Selatan secara tidak terduga berubah jadi pertempuran sengit antara tim Delta Force dan pihak musuh. Sialnya, Kinney (Liam Hemsworth) dan kawan-kawan kalah dalam jumlah personil. Ia bertekad untuk keluar dan tidak meninggalkan siapapun dari dari 'neraka' tersebut.

Tapi, satu-satunya harapan Kinney cs adalah lewat bimbingan Reaper (Russell Crowe), seorang pilot drone angkatan udara AS. Ialah orang yang akan memandu mereka melalui pertempuran brutal selama 48 jam untuk bertahan hidup. Mampukah mereka bertahan dan lolos dari kematian?

Itulah kisah yang tersaji dalam produksi terbaru Volition Media Partners dan Broken Open Pictures berjudul Land of Bad. Menurut penulis, sebagai film bergenre action, arahan sutradara William Eubank ini tampil sangat efektif. Mereka tidak membutuhkan berbagai ledakan eksplosif atau aksi bombastis lainnya untuk menciptakan keseruan dan ketegangan.

Ya, Land of Bad cukup menyajikan sebuah konflik dilematis berisi pertanyaan tentang kemanusiaan dan presentasi soal "the burden of decision making in an emergency situation" yang mampu mencengkeram penontonnya lewat ketegangan yang intens nyaris tanpa jeda. Pujian layak diberikan kepada sang sutradara untuk hal tersebut.

Pasalnya, menurut penulis, William Eubank mampu membangun ketegangan di film ini hanya lewat rentetan kejadian "sepele" . Maksud kata "sepele" di sini adalah ketiadaan hal-hal yang bombastis. Intensitas tampil melalui pertukaran dialog cepat berlarut-larut yang sukses menyulut kecemasan penontonnya.

Ketika kesederhanaan seperti itu mampu mengaduk-aduk perasaan, yang diperoleh dari beberapa sebab, seperti kehebatan crafting moment sang sutradara, serta keberhasilan naskah memancing kepedulian penonton baik terhadap karakter maupun paparan konflik, maka sebuah film action thriller sudah pasti dapat dikatakan berhasil.

Dan saat penuturan sang sutradara disempurnakan oleh editing dari Todd E. Miller dalam menjaga alurnya agar selalu dinamis, maka naskah karya David Frigerio-lah pondasinya. Sebagaimana sumber kesuksesan film dialogue based seperti 12 Angry Men atau The Man From Earth, naskah film ini mengembangkan problema sederhana berupa "strike or not" menjadi begitu kaya, serta dipenuhi dialog-dialog tajam berisi pendalaman tema pun eksplorasi karakter.

Adapun terkait para karakternya, sang penulis naskah seperti membawa penontonnya memahami alasan atas pengambilan sikap mereka, bahkan lebih jauh lagi mengombang-ambingkan kita untuk selalu "berganti kubu". Dampak tersebut jelas wajib dimiliki oleh film yang mengetengahkan kisah dilematis semacam Land of Bad ini. Walaupun kental unsur militer, rangkaian dialognya tetap mudah dicerna karena berfokus pada penelusuran moral manusia.

Jadi, walau terkadang terasa hadir dengan eksplorasi emosi yang sebenarnya masih dapat ditingkatkan lebih dalam lagi, akan tetapi Land of Bad tetap berhasil membuktikan bahwa William Eubank merupakan sineas potensial karena mampu menggarap sebuah jalinan kisah yang, meskipun sederhana, tetap dapat berbicara banyak secara emosional.