Review Maju Seram Mundur Horor: Ketika Skripsi Jadi Sumber Teror, Lucu Tapi Bikin Merinding
Tim Teaterdotco - Jumat, 24 Oktober 2025 10:18 WIB
Film Maju Seram Mundur Horor menjadi warna baru dalam genre horor komedi Indonesia. Disutradarai oleh Chiska Doppert dan diproduksi oleh Makara Production, film ini memadukan ketegangan dunia gaib dengan kelucuan khas mahasiswa yang sedang berjuang menyelesaikan skripsi. Resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 23 Oktober 2025, film ini menghadirkan hiburan segar dengan cerita yang dekat dengan realitas dunia kampus.
Tugas Akhir Berujung Teror
Cerita film ini berpusat pada empat mahasiswa jurusan perfilman: Poltak (Mael Lee), Bowo (Dodit Mulyanto), Dede (Daffa Ariq), dan Asikin (Yewen). Mereka tengah berjuang menyelesaikan tugas akhir agar segera lulus. Namun, kehabisan ide membuat mereka nekat mengambil topik film horor sebagai proyek skripsi mereka.
Tak disangka, keputusan itu justru membuka gerbang ke dunia mistis yang menyeramkan. Bersama Tiara (Carissa Perusset) dan Mumun, dua teman sekampus yang ikut membantu, mereka mulai mengalami gangguan tak kasat mata. Suasana semakin mencekam ketika Mumun ditemukan meninggal di lokasi syuting, membuat proyek tugas akhir berubah menjadi mimpi buruk.
Namun di balik teror, film ini juga menampilkan banyak momen lucu. Dialog spontan dan aksi konyol para tokohnya menjadikan setiap ketegangan diselingi tawa, membuat penonton terhibur sekaligus penasaran dengan kelanjutan cerita.
Horor dan Komedi yang Seimbang
Chiska Doppert, yang sebelumnya dikenal lewat karya-karya komedi, mengaku film ini menjadi ajang pembuktian untuk menghadirkan kombinasi antara rasa takut dan tawa. “Komedinya sekitar 60%, horornya 40%. Jadi penonton bisa tegang sekaligus terpingkal,” ujarnya dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan.
Skenarionya ditulis oleh Reza Keling, Adi Nugroho, dan Mo Sidik, yang berhasil menyeimbangkan unsur komedi dan horor tanpa kehilangan esensi cerita. Penampilan Dodit Mulyanto dan Mael Lee menjadi pusat perhatian berkat improvisasi mereka yang natural. Sementara Carissa Perusset sukses memerankan karakter Tiara yang misterius namun tetap lucu.
Produser Shanker R juga menegaskan bahwa film ini diangkat dari fenomena nyata di dunia mahasiswa. “Skripsi itu horor tersendiri bagi banyak orang. Kami ingin mengangkatnya dengan cara yang lucu tapi tetap punya pesan tentang persahabatan,” ujarnya.
Perpaduan Budaya dan Keberagaman
Salah satu hal menarik dari Maju Seram Mundur Horor adalah latar belakang karakternya yang beragam. Film ini menampilkan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Batak, Sunda, Jawa, hingga Papua, yang menambah warna pada interaksi dan dinamika kelompok mereka.
Chiska menambahkan bahwa pendekatan ini bukan hanya sekadar bumbu, melainkan refleksi dari keberagaman kampus di Indonesia. “Kita ingin penonton merasa dekat dengan karakter-karakter ini, karena mereka adalah cerminan mahasiswa kita sendiri,” jelasnya.
Lucu, Relatable, dan Sarat Pesan
Selain menghibur, film ini juga mengandung pesan moral tentang pentingnya kerja sama dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan. Ketakutan yang dialami para tokohnya menjadi simbol dari tekanan akademik yang sering dialami mahasiswa. Dengan sentuhan komedi dan nilai persahabatan, Maju Seram Mundur Horor berhasil menyampaikan pesan itu tanpa terasa menggurui.
Dengan deretan pemain seperti Sara Fajira, Gary Iskak, Sara Wijayanto, hingga Ruhut Sitompul, film ini menjanjikan tontonan lengkap: lucu, menyeramkan, dan menyentuh.
Maju Seram Mundur Horor adalah sajian horor komedi yang ringan namun penuh makna. Film ini tidak hanya menghibur lewat kelucuan para tokohnya, tetapi juga menggambarkan realitas mahasiswa dengan cara yang cerdas dan menyenangkan. Dengan kombinasi antara humor, horor, dan pesan moral, film ini pantas disebut sebagai hiburan segar yang siap membuat penonton tertawa sekaligus merinding di bioskop.