Review Nona Manis Sayange: Film Indonesia dengan Konten Lokal yang Kuat

Baba Qina - Sabtu, 4 November 2023 20:16 WIB
Review Nona Manis Sayange: Film Indonesia dengan Konten Lokal yang Kuat

Film Nona Manis Sayange mungkin bisa menjadi film segar yang menampilkan salah satu kebudayaan di Indonesia. Ide cemerlang Hestu Saputra sebagai sutradara film ini jadi suatu tantangan untuk membuat film yang kental dengan isu-isu lokal. Memang, tidak mudah untuk menciptakan visualisasi kearifan lokal dalam suatu tayangan yang bisa dinikmati secara universal dan sesuai zaman.

Film Nona Manis Sayange sendiri bercerita tentang ceita cinta antara Sikka (Haico Van Der Veeken), seorang gadis Bajo, dengan Akram (Pangeran Lantang), seorang pemuda dari luar Labuan Bajo. Sikka menjalankan studinya di Belanda, sehingga ia lama tidak tinggal di kampung halamannya. Sesaat setelah Sikka pulang ke Laboan Bajo, ia terkejut karena bertemu dengan sahabat lamanya yaitu Akram. Akhirnya mereka saling melepas rindu setelah lama tidak bertemu. Mereka pun berencana untuk mengunjungi beberapa tempat di Laboan Bajo untuk mengenang masa kecil mereka.

Karena kebersamaan tersebut, akhirnya Sikka dan Akram pun jatuh cinta. Lalu Akram memutuskan menemui ayah Sikka untuk pertama kalinya. Namun, pertemuan tersebut malah membuat hubungan Sikka dan Akram renggang karena mereka tidak direstui oleh ayah Sikka karena perbedaan status sosial. Akram berasal dari keluarga pelaut yang biasa saja, sedangkan Sikka berasal dari keluarga pengusaha kaya raya. Akhirnya cinta antara Sikka dan Akram pun berusaha dipisahkan oleh ayah Sikka.

Lantas, bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka? Apa upaya yang diperjuangkan oleh Akram untuk mendapatkan restu dari orang tua Sikka?

Nona Manis Sayange mengajak kita menyelami dan mempertanyakan cinta lewat kisah Akram dan Sikka yang bak Romeo dan Juliet. Dan inilah yang dilakukan dengan baik oleh film ini. Naskahnya cukup bijak untuk mengeksplorasi permasalahan yang membuat para karakternya memang bertingkah sesuai dengan umur mereka. Permasalahan yang mereka hadapi sesungguhnya begitu serius dan dewasa. Bukan sekadar Akram dan Sikka yang kabur atas tekanan orangtua sehingga kita mendukung mereka. Mereka adalah sepasang protagonis yang minta dikasihani karena selalu melewati rintangan cinta.

Setiap dari dua karakter utamanya selalu diberikan konflik personal. Tak pernah film ini berpaling dari kenyataan-kenyataan seperti hubungan percintaan yang sudah dipupuk selama bertahun-tahun dapat dengan mudah pecah hanya dalam satu hari. Begitu banyak dan dalamnya perspektif yang dibahas, sehingga membuat kita melihat para tokoh tidak lagi dalam cahaya protagonis ataupun antagonis.

Semua orang memiliki pandangan di dalam kepala sebagaimana setiap orang punya cinta di dalam hati mereka. Menonton Akram dan Sikka bergulat dengan hal tersebut, bagaimana mereka memposisikan diri di antara cinta dan adat, adalah kualitas terkuat yang dimiliki oleh film ini. Mereka diberikan kesempatan untuk menggapai momen dramatis tersendiri sebagai penutup dari saga masing-masing.

Sudah begitu lama para penonton memohon film Indonesia tampil dengan corak latar budaya yang kuat, dan Nona Manis Sayange hadir sebagai penjawab harapan tersebut. Kita tidak hanya melihat Labuan Bajo di sini, tetapi kita juga ikut hidup di dalamnya. Budaya itu kuat mengakar dalam setiap lapisan adegan, tanpa diiringi dengan kepentingan untuk menjelaskan sehingga membuat film ini juga bekerja dengan amat baik sebagai sebuah penceritaan visual.

Sinematografinya benar-benar meromantisasi nyaris setiap adegan. Kadang terasa agak over, tapi sebagian besar bekerja efektif sebagai pendukung penceritaan. It’s a clear work of both editing and directing. Dua tokoh lead-nya mungkin tidak memiliki darah Labuan Bajo sama sekali, but yet, mereka tampak seperti pribumi sejati. Mereka amat meyakinkan sebagai anak muda yang saling jatuh cinta, namun tidak yakin apakah jalan yang mereka tapaki adalah langkah yang benar.

Well, jika sobat teater mengharapkan film Indonesia dengan konten lokal yang kuat, drama Indonesia yang digarap dewasa, maka sayang rasanya jika melewatkan film ini. Kaya oleh perspektif tokoh yang berdimensi luas, yang didukung oleh visual nan cantik dan penampilan akting yang sangat meyakinkan, Nona Manis Sayange merupakan paket komplit yang layak ditonton bersama keluarga.