Review Pamali: Tumbal, Horor yang Terasa Kurang Greget
Reskia Ekasari - Selasa, 12 Agustus 2025 09:42 WIB
Pamali: Tumbal hadir di layar bioskop tanah air pada 7 Agustus 2025. Film ini sebenarnya masuk ke dalam universe game bergenre horror, yaitu Pamali: The Little Devil.
Deretan film Pamali dimulai pada tahun 2022 silam dengan mengangkat Kuntilanak sebagai karakter setan utamanya. Kemudian, Pamali: Dusun Pocong di tahun 2023 yang memfokuskan diri pada Pocong.
Baru setelah itu, Pamali: Tumbal tayang pada tahun 2025 dengan berfokus pada Tuyul sebagai setan utama di dalam film ini.
Sinopsis Singkat Film Pamali Tumbal
Karakter utama dalam film ini adalah Putri Dewi Kuncoro yang diperankan oleh Keisya Levronka. Desa tempat tinggalnya sudah lama mendapatkan teror kejadian aneh seperti uang yang hilang dan perempuan desa hilang, termasuk ibu Putri.
Inilah yang kemudian mendorong Putri bersama 2 sahabatnya, Cecep dan Kiki pergi mencari ibunya. Di sinilah petualangan mereka bermula di mana mereka harus pergi ke tempat-tempat yang menyeramkan.
Review FIlm Pamali: Tumbal
Membawa kelanjutan film Pamali sebelumnya, apakah Tumbal mampu menjawab ekspektasi penggemar? Berikut jawabannya:
1. Premis Cerita Sederhana Khas Pamali
Seperti film Pamali sebelumnya, kali ini Tumbal juga membawa premis cerita yang sederhana dan mudah dipahami. Putri dan 2 sahabatnya berusaha mencari ibu Putri (Ambar) yang hilang secara misterius.
Petualangan Putri dan 2 sahabatnya hanya berbekal pernah mendengar igauan ibunya tentang corong ireng atau cerobong hitam. Inilah yang kemudian membuat mereka pergi ke pabrik seram dan angker yang memiliki cerobong hitam.
2. Sinematografi Cukup Oke, Tapi Terlalu Seperti Game
Salah satu kekuatan dari Pamali: Tumbal adalah sinematografinya yang cukup baik. Dari segi tata suara, film ini pun bisa menghadirkan musik yang mendukung adegan seram sepanjang film.
Pemilihan lokasi-lokasi yang ada di film pun terbilang baik dan bisa membuat penonton bergidik ketika melihat suasana angkernya. Sayangnya, visualisasi tuyul di film ini justru terasa terlalu “game” karena menggunakan CGI.
Tidak menggunakan orang asli, tuyul terlihat seperti bukan hantu yang realistis dengan kepala besar, gigi taring, dan lidah yang panjang. Jadi secara cerita, memang berhasil, tapi segi visual, sangat kurang bisa mengangkat tuyul itu sendiri.
3. Beberapa Adegan Terasa Tidak Perlu
Kekurangan lain dari Pamali: Tumbal adalah adanya beberapa adegan yang terasa tidak perlu ada di film ini. Terutama mengenai kematian beberapa karakter yang terasa tidak jelas dan tidak berpengaruh besar terhadap plot cerita keseluruhan.
4. Penokohan yang Cukup Baik dan Komedi yang Pas
Meski bergenre horor, tapi ada beberapa momen komedi di film ini yang untungnya terasa pas dan tidak berlebihan.
Unsur komedi lebih banyak berasal dari tokoh Cecep dan Kiki yang berhasil jadi penyeimbang suasana sepanjang film.
Penokohan setiap karakter utamanya juga terasa apik dengan sentuhan emosional yang pas.
5. Horror yang Kurang Greget
Terakhir, meski memiliki keunggulan dari segi visual dan penokohan, film ini terasa kurang dari segi kedalaman horror dan jumpscare.
Atmosfer horror yang sudah berhasil terbangun dari awal cerita justru terasa kurang pada bagian menuju akhir.
Terutama ketika Putri yang kemudian berubah jadi seorang survivor dari situasi horror pada umumnya. Konsekuensi ilmu hitam yang banyak penonton harapkan juga terasa kurang.
Pamali: Tumbal bisa jadi pilihan tontonan menarik terutama bagi para pecinta horror tanah air. Meski ada banyak kekurangan, Pamali tetap menarik untuk kamu saksikan di bioskop-bioskop terdekat.