Review Panji Tengkorak: Film dari Adaptasi Komik Silat Populer

Yurinda - Rabu, 3 September 2025 10:31 WIB
Review Panji Tengkorak: Film dari Adaptasi Komik Silat Populer

Panji Tengkorak hadir dengan sorotan baru: sebuah film animasi 2D yang membangkitkan tokoh legendaris komik silat Indonesia dalam versi modern yang lebih menonjolkan sisi emosional. Disutradarai Daryl Wilson, berdasarkan skenario Agung Prasetiarso dan Theo Arnoldy, film ini diproduksi oleh Falcon Pictures dan tayang perdana di bioskop Indonesia pada 28 Agustus 2025.

Tokoh utama dalam cerita komik ini adalah Panji. Di tengah nyala dendam dan rasa putus asa yang begitu kuat, Panji, diperankan suara oleh Denny Sumargo, memilih jalan gelap: ia menjual jiwanya demi membalas kematian istrinya, Murni. Namun, alih-alih memperoleh rasa damai dalam jiwa dan hatinya, Panji justru terperangkap oleh ilmu hitam yang mengikat raganya. 

Masih berbalut perasaan putus asa yang begitu kuat, Panji berniat mengakhiri hidup. Sayangnya, kutukan yang menyandera dirinya justru membuatnya tak bisa mati. Ia pun hidup dalam penderitaan berkepanjangan.

Menjadi sosok misterius bertopeng tengkorak, Panji dikenal sebagai pendekar yang menakutkan dengan julukan seperti Pengemis (Iblis) dari Kidul. Perjumpaan dengan seorang pendekar tua membuka peluang penebusan: Panji diperintahkan menuntaskan misi mencari pusaka sakti yang diyakini mampu membebaskan jiwanya dari kekuatan hitam.

Misi tersebut menuntunnya masuk ke konflik epik antar dua kerajaan, sekaligus memaksa dirinya untuk menatap luka lama, ambisi kelam, dan tanggung jawab besar. Panji membawa misi baru, bukan hanya tentang membalas dendam, melainkan perjalanan batin menuju harapan dan kedamaian.

Meskipun bergaya animasi 2D, film Panji Tengkorak menyuntikkan nuansa visual sinematik melalui matte painting yang kelam dan ekspresif. Efek ini memberi suasana magis dan mistis khas silat klasik, tapi tetap tampil relevan di era modern. Proses kreatifnya pun tak main-main: melibatkan sekitar 250 animator, dan memakan waktu produksi sekitar tiga tahun untuk mewujudkan dunia Panji yang epik.

Denny Sumargo, pengisi suara Panji mengungkapkan bahwa proses perekaman suara atau voice acting terbilang ekstrem secara fisik. Ketika berteriak, tubuh sampai terasa tertarik secara fisik, mencerminkan betapa mendalamnya pria berjulukan Densu ini menjiwai tokoh Panji. 

Selain itu, aktor Donny Damara, pengisi suara Bramantya, bahkan sempat kehilangan suaranya selama tiga hari akibat stres selama rekaman. Ini menjadi bukti kerasnya komitmen mereka terhadap kesuksesan film Panji Tengkorak.

Karakter Panji Tengkorak sebenarnya tidak asing, komiknya dibuat oleh Hans Jaladara sejak 1968 silam, dan menjadi favorit pembaca silat era 1970-an hingga 1990-an. Tokoh ini pun telah diadaptasi di berbagai media sebelumnya, termasuk film laga tahun 1971 berjudul The Ghostly Face.

Kini, komik fenomenal tersebut sukses membawa Panji ke layar lebar dengan wajah dan tampilan yang baru, lebih gelap, lebih emosional, namun tetap setia pada akar klasiknya. Film ini cocok untuk menjadi tontonan ringan di akhir pekan bersama orang tersayang.