Review Para Betina Pengikut Iblis 2: Lebih Baik Dibanding Film Pertamanya

Baba Qina - Jumat, 29 Maret 2024 22:23 WIB
Review Para Betina Pengikut Iblis 2: Lebih Baik Dibanding Film Pertamanya

Setahun lalu, sebuah film berjudul Para Betina Pengikut Iblis dirilis. Semua pernak-pernik tentang film tersebut bisa dibilang terkesan sensasional. Baik kata "betina" di judul yang memancing perdebatan, maupun rating usia 21+ yang alih-alih coba dihindari justru menjadi materi promosi. Seluruhnya sensasional, kecuali satu hal: filmnya itu sendiri.

Kini, sekuel filmnya pun dirilis. Para Betina Pengikut Iblis 2 sejatinya merupakan kelanjutan dari kisah dalam film Para Betina Pengikut Iblis yang pertama. Yakni ketika Sumi (Mawar de Jongh), Sari (Hanggini), dan Asih (Sara Fajira) menjual jiwa mereka kepada iblis (Adipati Dolken) demi kepuasan duniawi.

Setelah peristiwa mengerikan di film pertamanya, Sumi rupanya masih dihantui oleh trauma. Dia berusaha keras untuk kembali ke kehidupan normal. Namun, teror demi teror kembali menyergapnya saat dia menyadari bahwa sang iblis masih memburunya.

Sejujurnya, film ini adalah sebuah peningkatan dari film pertamanya. Lebih “niat” untuk bercerita dan menjawab apa yang tidak terjawab di film pertamanya. Kita boleh memberikan sedikit apresiasi untuk Rako Prijanto selaku sutradara yang mau mendengarkan keluhan para penonton sehingga tidak ada miss-miss seperti di film pertamanya. Film ini juga pada akhirnya memberi penjelasan yang masuk akal terkait kata "betina" karena banyak scene yang memperlihatkan rendahnya kaum perempuan yang begitu hina.

Selebihnya, film ini kembali mengulang formula film pertamanya. Tiga karakter utama wanitanya lagi-lagi tampil cukup liar dengan penuh amarah. Namun sayangnya, rating 21+ di sini seperti terbuang sia-sia lantaran film ini justru nanggung dalam memberikan momentum gorenya, karena sebagian besar adegan gore dalam film ini justru berasal dari flashback film pertamanya saja.

Beberapa adegan dalam film ini juga seperti dipaksakan untuk tampil terlalu berlama-lama, yang pada akhirnya membuat film ini memiliki nasib yang hampir sama dengan film sebelumnya. Tapi penulis agak sedikit maklum, karena bisa saja hal tersebut sengaja dimunculkan untuk memberi banyak pertanyaan baru bagi film selanjutnya.

Pada akhirnya, film ini berhasil memperbaiki kesalahan di film pertamanya. Ya, paling tidak kita beri apresiasi lebih untuk Para Betina Pengikut Iblis 2 yang memang didesain sebagai sebuah eksperimentasi tontonan yang mereplikasi estetika horor lokal lawas, termasuk di pemilihan latar dan departemen aktingnya.