Review Pembantaian Dukun Santet: Film Sadis tapi Tergesa-gesa
Reskia Ekasari - Selasa, 13 Mei 2025 08:15 WIB
Film Pembantaian Dukun Santet, telah menghentak layar bioskop Indonesia sejak 8 Mei 2025 kemarin. Film ini merupakan karya dari sutradara Azhar Kinoi Lubis di bawah naungan Pichouse Films dan MD Pictures.
Ada yang menarik dari film horor satu ini. Soalnya, film ini mengambil inspirasi dari tragedi pembantaian dukun santet di Banyuwangi 1998 dan thread viral dari akun @jeropoint di X tahun 2023.
Cerita ini menyorot Satrio yang diperankan Kevin Ardilova, yang merupakan santri dan menyaksikan sekelompok orang bertopeng hitam membantai empat gurunya. Seperti apa filmnya? Cek sini.
Review Pembantaian Dukun Santet
Siap merinding dengan film horor lokal yang bikin jantungan? Kalau kamu mau film dengan jumpscare sadis dan kritik sosial, bisa pertimbangkan film ini:
Teror yang Cukup Mengguncang
Film ini lumayan sukses bikin bulu kuduk merinding, terutama di 30 menit pertama. Jumpscare-nya diatur dengan timing yang pas, muncul di saat kamu nggak nyangka, dan sering bikin jantungan.
Tata suara Dolby Atmos dan visual hantu yang tiba-tiba menyerang cukup efektif menciptakan suasana mencekam.
Adegan pembantaian yang terjadi juga menampilkan suasana yang begitu sadis dan ini tepat buat kamu yang suka horor gore.
Apalagi, film ini syutingnya di Banyuwangi yang memberi nuansa otentik pada film. Apalagi latar pesantren yang harusnya damai, tapi justru berubah jadi neraka.
Namun, setelah babak awal, intensitas horornya agak menurun, dan beberapa penampakan mulai terasa repetitif.
Akting Pemain yang Cukup Mencuri Perhatian
Dalam Pembantaian Dukun Santet, Kevin Ardilova yang muncul sebagai Satrio memang mencuri perhatian.
Ia berhasil menghidupkan karakter santri pemberani yang ketakutan tapi gigih, terutama di momen emosional mencari orang tuanya.
Kemudian, Aurora Ribero sebagai Annisa juga punya pesona, meski karakternya kurang greget karena naskah yang tipis. Namun, chemistry antar keduanya bisa bikin kamu tersenyum di tengah ketegangan.
Ariyo Wahab sebagai Ustaz Bagas tampil total, bahkan mendalami bacaan Al-Qur’an demi peran ini.
Tapi, karakter pendukung seperti Kaneishia Yusuf atau M. Iqbal Sulaiman cuma numpang lewat yang bikin penonton nggak peduli-peduli amat dengan kehadiran mereka.
Ceritanya Bikin Penasaran, tapi Bikin Bingung
Premisnya udah keren yakni konflik sosial mengenai fitnah santet yang akhirnya memicu pembantaian. Ini juga kisah nyata karena ngambilnya dari sejarah kelam di Banyuwangi.
Namun, eksekusinya terasa kurang hidup. Dalam durasi 92 menitnya, terasa buru-buru dan bikin kita jadi kurang nyambung sama emosi karakter maupun konfliknya.
Judul filmnya juga bikin bingung. Saat pertama baca, kamu mungkin ngira ini soal dukun yang diburu, padahal korbannya warga tak bersalah yang kena fitnah.
Plot twist soal dukun pendendam dan rahasia keluarga dari Satrio juga keren, tapi gampang ketebak. Begitu juga dengan motif “villain”-nya yang samar dan endingnya kurang klimaks.
Meski begitu, sebagai film horor lokal, film ini tetap layak kok kamu tonton meski nggak bikin sepenuhnya senyum puas.