Review Rumah Iblis: Penuh Kumpulan Peristiwa Mistis dan Misterius, Tapi...

Baba Qina - Kamis, 23 November 2023 20:33 WIB
Review Rumah Iblis: Penuh Kumpulan Peristiwa Mistis dan Misterius, Tapi...

Bambang Drias, nama sineas yang lekat dengan film-film horor dengan banyak sekali ulasan negatif, kini kembali lagi dengan salah satu film horor berjudul Rumah Iblis. Lantas, mungkinkah ia kembali mengulang kesalahan yang sama dalam film terbarunya ini? Selain itu, apakah kemunculan nama penulis skripnya, Vidya T. Ariestya, mampu mengatrol kualitas film ini?

Rumah Iblis sendiri bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Bayu (Edward Akbar) dan istrinya Maya (Aura Kasih) beserta dua anak mereka, Indra (Fauzan) dan Satya (Evano) yang terpaksa harus pindah ke sebuah desa terpencil karena Bayu harus melaksanakan tugas dari tempat ia bekerja. Awalnya, Maya sempat menolak untuk pindah ke tempat yang baru tersebut karena memiliki firasat yang buruk. Namun, mereka pada akhirnya harus pindah karena tidak ada pilihan lain.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di sebuah rumah di desa tersebut, Maya sudah merasa gelisah. Terutama saat dia melihat sebuah lukisan perempuan yang digantung di ruang tamu. Secara mendadak keluarga mereka mulai diganggu makhluk gaib. Gangguan yang awalnya biasa saja mulai berubah menjadi teror yang mampu mencelakai Indra, putra sulung mereka.

Maya yang tengah mengandung anak ketiganya sangat terusik dengan hal-hal mistis yang terjadi di rumah tersebut, sementara Bayu masih kukuh dengan pendiriannya untuk tetap tinggal. Maya pun lantas mencari tahu lebih banyak mengenai siapa sosok perempuan bergaun merah yang ada di dalam lukisan tadi.

Rumah Iblis, tak diragukan lagi hanya menjajakan rentetan kejadian aneh yang selalu tiba-tiba terjadi, dengan sisi misteri yang sangat dipaksakan. Film ini pada akhirnya hanya menjadi sebuah karya yang buruk. Bahkan jika dibandingkan dengan film horor lain yang memiliki kualitas di bawah standar. Lagi-lagi seorang Bambang Drias tidak mau belajar dari pengalaman yang sebelum-sebelumnya.

Ketika menonton film ini, sobat teater bahkan tak perlu duduk tenang dan menikmatinya secara lengkap dari awal hingga akhir film, karena Rumah Iblis dapat langsung dengan mudah dimengerti cukup dengan menonton separuh akhir durasinya saja. Mempercepat sesi menontonnya dengan melewati beberapa adegan dari awal pun takkan mengurangi pemahaman terhadap isi film ini.

Akting para pemainnya, yang berisi sekumpulan wajah yang good looking, pun benar-benar seadanya. Sebagian besar kejadian yang ada di film ini pun hanya diverbalkan. Banyak sekali interaksi dialog yang sebenarnya tidak penting sama sekali. Barangkali hanya beberapa bagian saja yang bisa menaikkan kualitas film ini. Namun, itu pun hanya berupa titik-titik kecil.

Sangat sedikit yang dapat dengan layak diapresiasi dari film ini. Salah satunya seperti kehadiran Whani Dharmawan (sebagai Ki Broto) yang memang telah lama berkecimpung dalam dunia keaktoran. Akan tetapi, apakah hanya dengan menampilkannya lantas menjadikan film ini bagus? Tentu saja tidak.

Pada akhirnya, sineas Rumah Iblis masih terlalu meremehkan aspek-aspek dari genre horor, dan menyederhanakannya hanya sebatas kumpulan peristiwa mistis, momen-momen misterius, serta kejadian aneh yang tiba-tiba muncul. Seolah bila poin-poin tadi sudah lengkap, maka filmnya pun menjadi bagus. Yang terjadi malah menjadikan Rumah Iblis sebagai noda semata dalam daftar panjang film horor dalam negeri.