Review The Exorcist: Believer: Mencekam!!!

Baba Qina - Senin, 9 Oktober 2023 07:38 WIB
Review The Exorcist: Believer: Mencekam!!!

Sejak kematian istrinya yang sedang hamil dalam gempa di Haiti 12 tahun lalu, Victor Fielding telah membesarkan putri mereka, Angela sendirian. Tetapi ketika Angela dan temannya Katherine, menghilang di hutan, keduanya kembali tiga hari kemudian tanpa mengingat apa yang terjadi pada mereka.

Hal itu menyebabkan rangkaian peristiwa yang memaksa Victor untuk menghadapi titik nadir kejahatan. Dan dalam ketakutan serta keputusasaannya, ia mencari satu-satunya orang yang masih hidup yang telah menyaksikan hal seperti itu sebelumnya, yaitu Chris MacNeil.

Itulah sekelumit kisah yang tersaji dalam karya terbaru David Gordon Green berjudul The Exorcist: Believer. Harus diakui, sekuel ini dimulai dengan tempo yang lambat. Sobat teater secara perlahan akan diperkenalkan kepada masing-masing karakternya, dan bakal dibuat cukup penasaran di bagian awal tersebut yang begitu samar-samar dalam menampilkan kesan mistisnya.

Tapi, menurut penulis, permulaan yang berfokus pada pengenalan karakter tadi sangatlah esensial. Sobat teater tidak akan merasakan shock yang sama saat para karakter cilik ini mulai dikontrol oleh iblis dan melakukan tindakan-tindakan ekstrim jika kita tidak banyak diperlihatkan bagaimana sosoknya yang polos dan ceria pada awal film.

Menariknya, tak perlu adegan jumpscare berlebihan untuk membuat The Exorcist: Believer terasa mencekam. Beberapa penampakan wajah iblis yang mungkin terlihat konyol saat ini bisa memberikan kesan mengerikan seperti sebuah mimpi buruk yang mendadak muncul. Bahkan hingga momen saat Angela dan Katherine sudah benar-benar diambil alih oleh iblis Pazuzu, film ini tidak mencoba mengaget-ngageti penonton lewat momen jumpscare tadi.

Layaknya pendahulunya, sang sutradara lebih memilih bermain-main di ranah psikologis penonton lewat berbagai sumpah serapah yang terlontar dari mulut sang iblis mulai dari yang sifatnya "hanya" kata-kata kotor sampai yang menghina Tuhan dan agama.

Sobat teater juga akan diajak melihat bagaimana mengerikannya iblis bukan lantaran wajahnya yang menyeramkan atau tindakannya yang berbahaya, namun lebih kepada caranya untuk mempengaruhi umat manusia agar kehilangan iman lewat tipu daya yang dimilikinya.

The Exorcist: Believer memang punya keunggulan yang jarang dimiliki film horor pada umumnya, yakni naskah yang tergarap dengan begitu baik. Naskahnya bermain-main pada area psikologis yang dipadukan dengan religiusitas. Bagaimana saat psikis seseorang mulai terluka, ia pun mulai "menghancurkan" dirinya. Tapi pada akhirnya, iman yang kuat (apapun kepercayaan yang dianut) akan membawa seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi permasalahan yang terjadi.

Alhasil, sekuel ini memang menghadirkan konflik pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan yang sudah ratusan kali diangkat dalam film horor termasuk yang bertemakan iblis. Namun, klimaks filmnya akan membuat kita semua merenungi sesuatu. Kekuatan manusia yang berada pada pihak Tuhan memang akan lebih kuat saat melawan gangguan dari setan, namun ternyata dibutuhkan lebih dari itu. Dibutuhkan iman dan kepercayaan yang benar-benar kuat untuk melakukan hal tersebut.