Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi, Horor Misteri Terinspirasi dari Peristiwa G30S

Tim Teaterdotco - 49 menit yang lalu
Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi, Horor Misteri Terinspirasi dari Peristiwa G30S

Film terbaru karya Hanung Bramantyo berjudul Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi resmi diperkenalkan oleh Adhya Pictures dan Dapur Film dalam konferensi pers di Palmerah, Jakarta Barat pada 21 November 2025. Film ini mengusung tema horor misteri yang memadukan ketegangan, nuansa mistis khas Indonesia, serta kritik sosial yang berangkat dari peristiwa besar dalam sejarah bangsa.

Didukung Deretan Pemain Muda Berbakat

Hanung menghadirkan sejumlah aktor muda yang dinilai memiliki kesiapan untuk menghidupkan karakter film secara kuat. Beberapa di antaranya adalah Baskara Mahendra, Carissa Perusset, Khiva Iskak, dan Anya Zen.

Carissa yang menjadi salah satu tokoh utama menyebut bahwa karakter yang ia perankan memiliki lapisan psikologis yang cukup kompleks. Menurutnya, penonton akan terus terpancing rasa penasaran karena cerita berjalan dengan misteri yang perlahan terkuak.

Sementara itu, Baskara Mahendra dipercaya memerankan tokoh Letnan Soegong, seorang perwira dengan karakter tegap dan berwibawa. Hanung sempat ragu menerima Baskara karena hanya menilai melalui video dan postur tubuhnya dinilai kurang meyakinkan. Namun setelah bertemu langsung, keraguan itu hilang. Baskara pun menilai peran ini cukup menantang, tetapi ia mendapat pendampingan penuh dari Hanung untuk memahami sisi emosional karakter yang dimainkan.

Terinspirasi dari Peristiwa G30S

Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi mengambil latar waktu di Lubang Buaya era 1960-an, masa yang dipenuhi konflik politik dan tekanan sosial. Cerita mengisahkan serangkaian pembunuhan misterius yang terjadi pada tanggal 30 setiap bulan. Setiap korban ditemukan tewas dengan lubang besar pada tubuh mereka serta pesan-pesan menyeramkan yang tertulis di wajah.

Walau terhubung dengan peristiwa Gerakan 30 September, film ini tidak bertujuan mengulas kembali sejarah secara faktual. Hanung memilih membangun alur cerita berdasarkan mitos, cerita rakyat, rumor, dan imajinasi kolektif masyarakat yang tumbuh dari tragedi tersebut.

Menurut Hanung, horor tidak selalu identik dengan adegan mengejutkan. Horor bisa berasal dari situasi yang membuat seseorang merasa terancam, baik karena politik, informasi yang menyesatkan, atau ketakutan yang terbentuk secara sosial. Hal inilah yang menjadi dasar kreatif dalam pengembangan cerita film ini.

Refleksi Gaya Kritis Hanung Bramantyo

Hanung Bramantyo dikenal sebagai sutradara yang konsisten menghadirkan kritik sosial dalam film-filmnya. Mulai dari Perempuan Bersarung Sorban, Get Married, Tanda Tanya, Cinta Tapi Beda, hingga Soekarno, banyak karyanya yang memicu diskusi publik bahkan menghadapkan dirinya dengan berbagai tantangan besar.

Melalui film terbaru ini, Hanung kembali membawa tema besar tentang propaganda, sejarah yang tak sepenuhnya terungkap, serta bagaimana kabar yang beredar di masyarakat mampu membentuk sudut pandang publik hingga berlangsung puluhan tahun.

Tayang di International Film Festival Rotterdam

Bolong: 309 Hari Sebelum Tragedi direncanakan melakukan world premiere pada International Film Festival Rotterdam pada Februari 2026. Ini menjadi film kedua Hanung yang tayang perdana di ajang tersebut setelah Gowok: Kamasutra Jawa. Setelah itu, film akan diputar di bioskop seluruh Indonesia pada 2026.

Teaser poster dan first look sudah diperkenalkan kepada publik dan mendapat perhatian dari pencinta film tanah air. Informasi terbaru mengenai film ini dapat diikuti melalui akun resmi Adhya Pictures, Dapur Film, maupun Film Bolong.

Kombinasi tema sejarah, unsur misteri, kritik sosial, serta pendekatan horor yang berbeda membuat film ini diperkirakan menjadi salah satu rilisan Indonesia yang paling dinantikan pada 2026.