Film Animasi Merah Putih: One For All Tuai Kritik, Dapat Rating Bintang 1 di IMDb

Tim Teaterdotco - Rabu, 20 Agustus 2025 09:49 WIB
Film Animasi Merah Putih: One For All Tuai Kritik, Dapat Rating Bintang 1 di IMDb

Film animasi Merah Putih: One For All yang resmi tayang di bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025 justru memicu gelombang kritik keras dari penonton. Berdasarkan pantauan di situs IMDb (Internet Movie Database), film garapan sutradara Endiarto dan Bintang ini hanya meraih rating 1 bintang dari 10, menjadikannya salah satu film animasi lokal dengan skor terendah.

Hingga Selasa (19/8/2025), tercatat sudah lebih dari 3.000 penilaian masuk ke IMDb, namun mayoritas pengguna kompak memberi nilai terendah. Sebagai perbandingan, film animasi lokal Jumbo mampu meraih rating 8,1, sementara Si Juki the Movie: Panitia Hari Akhir mendapatkan skor 5,3.

Kritikan Tajam dari Penonton

Sejak trailer film ini dirilis, warganet sudah menyoroti kualitas animasi yang dinilai jauh di bawah ekspektasi, terlebih dengan kabar bahwa produksinya menelan biaya sekitar Rp6,7 miliar. Banyak komentar di media sosial yang mempertanyakan ke mana larinya anggaran tersebut.

Di IMDb, berbagai ulasan pedas bermunculan. Seorang pengguna dengan akun imdbfan-4069471596 menyebut film ini sebagai “aib nasional bagi perfilman”. Ia menilai kualitas animasi, efek visual, hingga pengisi suara berada pada level “sangat buruk”. Bahkan, ia menyamakan film tersebut dengan tugas mahasiswa animasi semester awal yang belum selesai.

Kritik serupa datang dari akun dedekurniawan-58791 yang menilai film ini “tidak layak disebut film” dan lebih pantas dikategorikan sebagai video brainrot. Ia menegaskan bahwa Merah Putih: One For All adalah film terburuk yang pernah ia tonton.

Sinopsis Film Merah Putih: One For All

Di balik kontroversinya, film produksi Perfiki Kreasindo ini sebenarnya mengusung cerita bertema nasionalisme. Kisahnya berfokus pada delapan anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka diberi misi menjaga bendera pusaka menjelang perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Konflik memuncak ketika bendera hilang tiga hari sebelum upacara. Situasi itu memaksa para anggota tim bersatu demi menemukan dan menyelamatkan bendera pusaka tersebut.

Penonton Minim di Bioskop

Meski baru tayang beberapa hari, pencapaian jumlah penonton di bioskop juga tergolong rendah. Data per 19 Agustus 2025 menunjukkan film ini baru membukukan 2.276 penonton. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan ekspektasi produksi animasi berskala nasional.

Fenomena Merah Putih: One For All menjadi sorotan di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kualitas film animasi Indonesia. Perbandingan dengan film Jumbo yang sukses, baik secara teknis maupun penerimaan publik, membuat kritik semakin tajam.

Banyak pihak menilai kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bagi industri animasi tanah air agar lebih serius dalam menggarap karya, terutama ketika membawa tema sebesar nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan.

Meski menuai kontroversi dan kritik pedas, Merah Putih: One For All tetap menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan pecinta film. Bagaimanapun juga, film ini mencatatkan dirinya dalam sejarah perfilman Indonesia sebagai salah satu judul dengan rating terendah di IMDb.