Five Nights at Freddys 2 Raup Rp 1,82 Triliun, Jadi Film Horor Terlaris Akhir Tahun
Tim Teaterdotco - 3 jam yang lalu
Five Nights at Freddy’s 2 tampil garang di box office global. Film garapan Universal dan Blumhouse-Atomic Monster ini meraup pendapatan internasional yang dikonversi mencapai Rp 1,82 triliun. Angka tersebut mencerminkan gelombang antusiasme penonton yang kembali memenuhi bioskop untuk menikmati teror khas Freddy Fazbear’s Pizza.
Di Amerika Utara, film ini memulai debut dengan pendapatan 64 juta dolar atau sekitar Rp 1,02 triliun. Angka ini melampaui prediksi awal yang hanya berkisar 35 hingga 40 juta dolar. Secara global, total pendapatan pembukaan mencapai 109 juta dolar dari 76 pasar internasional. Dengan modal produksi sekitar 36 juta dolar, Five Nights at Freddy’s 2 diprediksi menjadi salah satu film horor paling menguntungkan di tahun ini.
Tak berhenti di situ, film ini juga memecahkan sejumlah rekor penting. Five Nights at Freddy’s 2 tercatat sebagai pembukaan terbesar untuk rilis pasca-Thanksgiving, melampaui The Last Samurai dan Ocean’s Eleven. Film ini juga menjadi rilis horor bulan Desember terbesar, sekaligus membuka pendapatan terbaik Universal untuk bulan Desember, mengalahkan King Kong.
Sinopsis: Teror Baru dan Rahasia yang Terkuak
Sekuel ini kembali mengikuti perjalanan Mike Schmidt, mantan penjaga malam yang masih dibayang-bayangi tragedi berdarah di restoran keluarga Freddy Fazbear’s Pizza. Mike kembali terjebak dalam kengerian ketika animatronik seperti Freddy, Bonnie, Chica, hingga Foxy mulai menunjukkan sisi yang lebih liar dan tidak terduga.
Cerita semakin dalam ketika Abby, adik Mike yang berusia 11 tahun, menjadi pusat konflik. Abby menganggap para animatronik sebagai teman dan pelindung, hingga menulis pesan misterius kepada Mike: “Gone to fix my friends.” Namun kedekatannya dengan robot-robot tersebut justru menyeretnya ke konflik berbahaya, terutama dengan kemunculan guru sainsnya yang keras dan karakter Marionette yang menjadi ancaman terbesar.
Kembalinya Vanessa, polisi yang bergulat dengan masa lalu kelam ayahnya, semakin memperkuat dinamika hubungan antar karakter. Trauma masa lalu menyatukan Mike, Abby, dan Vanessa dalam ikatan yang semakin rumit.
Blumhouse Bangkit dari Keterpurukan
Kesuksesan Five Nights at Freddy’s 2 menjadi angin segar bagi Blumhouse-Atomic Monster yang sebelumnya mengalami masa sulit akibat deretan film yang kurang sukses. Setelah berhasil lewat Black Phone 2 dan kini Freddy’s 2, studio ini kembali menunjukan taringnya sebagai rumah produksi horor populer.
Menurut analis industri, kebangkitan film adaptasi video game menjadi faktor penting di balik antusiasme tinggi penonton. Generasi muda, khususnya, menjadi motor utama kesuksesan film ini di bioskop.
Universal juga memuji antusiasme penonton global. Distribusi domestik Universal menegaskan bahwa film ini memberikan energi baru bagi industri yang tengah berjuang menghadapi ketidakpastian, termasuk isu akuisisi Warner Bros oleh Netflix.
Fenomena Fantom Freddy’s yang Kian Tak Terbendung
Freddy’s 2 bukan hanya menghadirkan robot pembunuh yang keluar dari restoran menuju dunia nyata, tetapi juga memberikan pengalaman sinematik yang membuat penonton ingin merasakannya langsung di layar besar. Penonton muda menjadi kelompok terbesar, dengan 77 persen berasal dari usia di bawah 25 tahun.
Kesuksesan ini ikut mendorong pendapatan tahunan industri film yang telah mencapai 8 miliar dolar untuk 2025. Dengan sejumlah film besar lain siap tayang, bulan Desember diprediksi menjadi salah satu periode paling kuat di penghujung tahun.