Pelangi di Mars: Hadirkan Petualangan Manusia dan Robot di Planet Merah
Tim Teaterdotco - 1 jam yang lalu
Film fiksi ilmiah Indonesia Pelangi di Mars siap menjadi gebrakan baru dalam dunia perfilman tanah air. Karya sutradara Upie Guava ini menggabungkan drama keluarga dengan elemen teknologi tinggi, menghadirkan kisah menyentuh tentang hubungan manusia dan robot di tengah keheningan planet Mars.
Kisah Anak Manusia Pertama di Mars
Pelangi di Mars menceritakan perjalanan seorang gadis bernama Pelangi (diperankan oleh Keinaya Messi Gusti), anak manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars. Sejak kecil, ia hidup tanpa pernah mengenal Bumi, hanya ditemani sisa teknologi koloni manusia yang pernah menghuni planet merah tersebut.
Setelah koloni memutuskan kembali ke Bumi, Pelangi ditinggalkan bersama kenangan tentang ibunya, Pratiwi (Lutesha). Namun, kesendirian itu berubah ketika ia menemukan sekelompok robot tua yang masih berfungsi sebagian. Pertemuan tersebut membuka petualangan baru yang mempertemukan manusia dan mesin dalam misi besar menyelamatkan Bumi melalui pencarian mineral langka bernama Zeolith Omega, sumber harapan untuk mengatasi krisis air bersih di planet asal manusia.
Teknologi XR dan Unreal Engine di Balik Produksi
Upie Guava membawa standar baru dalam industri film Indonesia dengan penggunaan teknologi Extended Reality (XR) dan Unreal Engine, teknologi yang juga digunakan dalam produksi film-film besar seperti Star Wars. Proses syuting dilakukan di studio khusus yang dibangun oleh Upie, bernama DossGuava XR Studio.
“Awalnya saya cuma punya imajinasi tentang anak kecil yang hidup dengan robot. Tapi untuk mewujudkannya, kami butuh teknologi canggih yang belum ada di Indonesia saat itu,” ungkap Upie dalam konferensi pers di Jakarta.
Pembangunan studio ini memakan waktu dua tahun, disertai riset dan pengembangan agar tim lokal dapat menguasai teknologi produksi virtual. Proses pembuatan film ini disebut sebagai salah satu proyek visual paling ambisius dalam sejarah film Indonesia.
Visual Futuristik dan Nilai Kemanusiaan
Selain menawarkan efek visual yang megah, Pelangi di Mars juga mengedepankan pesan kemanusiaan dan keberanian. Film ini tidak hanya menampilkan pemandangan luar angkasa yang futuristik, tetapi juga menggambarkan makna harapan, kesetiaan, dan kolaborasi antara manusia dan teknologi.
“Pelangi jadi simbol harmoni. Ia mampu menyatukan para robot yang awalnya saling bertengkar karena perbedaan,” kata Upie Guava. Karakter Pelangi digambarkan penuh kepolosan, namun memiliki semangat besar untuk memperjuangkan kehidupan.
Film ini juga dibintangi oleh deretan aktor ternama seperti Rio Dewanto, Livy Renata, Myesha Lin Adeeva, dan Lutesha. Rio mengaku pengalaman berakting dengan teknologi XR memberikan sensasi baru. “Lebih mudah membayangkan adegan karena kita benar-benar berada di dalam dunia digital yang sudah diciptakan,” ujarnya.
Tonggak Baru Perfilman Indonesia
Diproduksi oleh Mahakarya Pictures dan MBK Studio, Pelangi di Mars diharapkan rilis pada 2026. Film ini bukan sekadar tontonan fiksi ilmiah, tetapi juga penanda kemajuan industri perfilman Indonesia dalam mengadopsi teknologi sinematik kelas dunia.
Dengan perpaduan visual futuristik, kisah emosional, dan pesan kemanusiaan yang kuat, Pelangi di Mars menjanjikan pengalaman sinematik yang inspiratif bagi penonton segala usia. Film ini tidak hanya mengajak kita membayangkan kehidupan di luar Bumi, tetapi juga mengingatkan pentingnya harapan, keberanian, dan persatuan di tengah perubahan zaman.