Review Doti: Tumbal Ilmu Hitam, Cerita Horor dari Tanah Sulawesi

Yurinda - Senin, 28 Juli 2025 10:38 WIB
Review Doti: Tumbal Ilmu Hitam, Cerita Horor dari Tanah Sulawesi

Doti: Tumbal Ilmu Hitam adalah film horor lokal yang mulai tayang di bioskop Indonesia pada 24 Juli 2025. Disutradarai oleh Bayu Pamungkas dan diproduksi oleh Dream Picture bersama Ruang Visual Production, film ini mengangkat kepercayaan mistis masyarakat Sulawesi Selatan tentang praktik ilmu hitam bernama doti.

Cerita bermula dari Ikhsan (Ahmad Pule), seorang santri yang kembali ke kampung asalnya, Desa Jonjo, setelah 15 tahun meninggalkan rumah sejak kematian tragis ayahnya, Daeng Rate (Jerry Wong) yang dituduh sebagai dukun doti. Mengantongi izin dari ibunya, Daeng Rannu (Sri Herawati), Ikhsan datang tanpa mengungkapkan identitasnya agar tetap aman

Ketika tiba di Desa, makam ayahnya telah terbengkalai dan mushola desa juga rusak. Ikhsan berusaha memperbaikinya sebagai wujud penghormatan dan harapan membersihkan nama sang ayah. Namun, kehadirannya justru memicu serangkaian kematian misterius di desa.

Mulai muncul tuduhan kepada Ikhsan dari tokoh antagonis, yaitu Daeng Rewa (Billy Budjanger), dukun sakti yang menyimpan kekuatan ilmu hitam. Ia menuduh Ikhsan membawa petaka bagi desa. Namun, saat Daeng Rewa mencoba menyerang dengan doti, ia justru tewas secara misterius, membuka tabir kesalahan masa lalu yang berkaitan dengan kematian Daeng Rate.

Film ini berdurasi sekitar 82 menit, dengan tempo cepat dan suasana tegang sejak awal cerita. Atmosfer horor yang ditampilkan bukan sekadar adegan mengagetkan, tapi juga ketegangan spiritual dan psikologis yang berasal dari trauma turun-temurun serta budaya lokal yang kental. Lokasi kampung Jonjo digambarkan realistis dengan visual yang menonjolkan suasana desa terpencil dan mistis.

Ahmad Pule sebagai Ikhsan berhasil menampilkan sosok yang lembut, tertutup, tapi tekun dalam mencari keadilan dan kebenaran. Konflik batinnya begitu kuat saat harus menghadapi tuduhan dan menjaga rahasia identitasnya. Sri Herawati sebagai Daeng Rannu menyampaikan peran ibu yang begitu tegar tapi penuh kecemasan atas keselamatan anaknya. 

Sementara itu, Billy Budjanger sebagai Daeng Rewa tampil begitu mencekam sebagai dukun berpengaruh yang sarat akan misteri gelap. Pemeran tambahan seperti Jerry Wong (Daeng Rate, melalui kilas balik) dan Della Ogini, Anita Tanjung memberikan warna budaya Sulawesi yang kuat dalam dialog dan penampilan mereka. 

Film ini tak cuma menawarkan horor, tapi juga menyentil isu kepercayaan tradisional yang sering dipakai untuk menuding seseorang tanpa bukti. Doti: Tumbal Ilmu Hitam menggambarkan bagaimana stigma dan rumor bisa sangat merusak kehidupan keluarga selama bertahun-tahun. Film ini sarat akan pesan tentang keberanian menghadapi masa lalu dan pentingnya mencari kebenaran tanpa prasangka.

Kisah terasa agak langsung tanpa banyak pengembangan latar belakang desa atau tokoh pendukung. Beberapa adegan kilas balik terbatas, sehingga penonton mungkin merasa kurang mendapat konteks lengkap tentang Daeng Rate sebelum meninggal.

Secara keseluruhan, film Doti: Tumbal Ilmu Hitam adalah tontonan menarik bagi penggemar horor dengan nuansa lokal yang kuat. Cerita yang terinspirasi dari kisah nyata di Sulawesi Selatan membawa nuansa berbeda dari film horor pada umumnya. Dengan akting yang kuat, atmosfer mistis yang menegangkan, serta tema budaya dan spiritual yang khas, film ini layak ditonton. 

Bagi kamu yang penasaran soal horor tradisional dan konflik psikologis warisan keluarga, film satu ini akan memberikan sensasi ngeri sekaligus rasa perenungan.