Review Dracula: A Love Tale, Kisah Cinta Gothic Horror Klasik

Reskia Ekasari - Kamis, 4 September 2025 08:18 WIB
Review Dracula: A Love Tale, Kisah Cinta Gothic Horror Klasik

Luc Besson menjadi sutradara selanjutnya yang mengadaptasi novel vampir klasik karya Bram Stoker. Mengambil judul Dracula: A Love Tale, film ini justru berfokus pada sisi romantis sang drakula.

Alih-alih hanya menampilkan tokoh utama vampir yang haus darah, kisah romantis menjadi highlight sebagai inti cerita. 

Sang sutradara dengan berani mengangkat kisah cinta antara sang vampir dan seorang manusia.

Sepertinya tujuan Besson dalam penggarapan film Dracula untuk memodernisasi lore dari kisah klasik. 

Tetapi, apakah elemen romansa dengan gothic horror klasik dalam film ini mampu memberi kesan dramatis dan lebih dalam?

Cerita Dracula: A Love Tale

Dracula A Love Tale 2025 berawal pada abad ke-15, yakni saat kematian Elisabeta, istri Vladimir, sang tokoh utama.

Vladimir sendiri mengutuk Tuhan karena tidak menerima kematian tersebut. Imbasnya, ia justru kena kutukan kebal akan kematian sehingga menjadi Dracula.

Karena kutukan itu, segala upaya bunuh diri yang ia lakukan gagal. Ia pun mengubah tujuan, yaitu berkeliling dunia untuk mencari perempuan yang mirip Elisabeta.

Selama 400 tahun, ia tidak menemukan sosok yang serupa. Lambat laun, wajahnya berubah menjadi lebih menyeramkan. Bahkan, ia ikut menyebarkan virus drakula pada manusia lain.

Hingga akhirnya ia menemukan sosok yang sama persis seperti sang istri, yaitu Mina Murray. 

Namun, Mina sebenarnya sudah bertunangan dengan Jonathan Harker. Dengan begitu, Vladimir berusaha untuk merebut hati Mina dengan cara apapun.

Vladimir tidak hanya harus berhadapan dengan Jonathan. Ia juga harus menghadapi Priest dan Dokter Dumont yang memburunya karena telah menyebarkan wabah drakula.

Review Dracula A Love Tale

Sebenarnya, sudah cukup banyak adaptasi film atau serial televisi dari novel Dracula karya Bram Stoker. 

Tetapi sang sutradara mengambil perspektif romansa lebih kuat agar penonton bisa bersimpati pada sang tokoh utama.

Bagaimana tidak. Kisah cinta antara Vladimir dan Elisabeta mampu menampilkan sisi manusiawi. 

Perspektif inilah yang menjadikan cerita memiliki potensi cukup kompleks karena mengusung eksplorasi cinta abadi.

Sayangnya, potensi ini tidak terwujud dalam Dracula A Love Tale 2025 Luc Besson karena beberapa faktor. 

Pertama, setiap karakter menjadi kurang menarik. Entah karena menggunakan trope yang sudah ada atau karena lemahnya naskah.

Jangan heran jika kamu mendapati beberapa dialog cringey atau justru mengundang tawa. Berbagai dialog ini membuat beberapa adegan terasa aneh.

Satu lagi kelemahan terdapat pada akting. Mayoritas pemeran, termasuk aktor legendaris Christoph Waltz sendiri, berperan dengan kaku. Seakan film ini sekadar dibuat-buat.

Sementara untuk visual, atmosfer gothic horror sangat melekat. Mulai dari staging hingga kostum megah penuh detail seakan menjadi penyelamat film ini. Alhasil, nuansa romantis berbalut gothic horror memperkuat identitas film.

Penasaran dengan sisi manusiawi Vladimir? Simak Dracula: A Love Tale di bioskop kesayangan kamu.