Review Film Hati Suhita: Suguhkan Sajian Drama yang Lengkap dan Menghibur

Baba Qina - Kamis, 25 Mei 2023 17:08 WIB
Review Film Hati Suhita: Suguhkan Sajian Drama yang Lengkap dan Menghibur

Apakah dunia lebih baik tanpa agama? Kita semua mungkin ragu. Tapi khusus untuk film ini, dengan mantap kita semua pasti akan menjawab, “YA!”. Hati Suhita adalah romansa bernyawa yang jadi bermasalah akibat perspektif agama yang kebenaran interpretasinya pun layak diperdebatkan, di mana kesadaran akan isu gender serta kesejahteraan dalam pernikahan masih sering disusupi oleh pikiran-pikiran kolot.

Film Hati Suhita mengisahkan tentang Ning Alina Suhita (Nadya Arina) yang merasa dirinya adalah wanita malang. Pasalnya suami Suhita, Gus Birru (Omar Daniel), bersikap seolah tidak menginginkan dirinya. Pernikahan Suhita dan Gus Birru rupanya merupakan hasil dari perjodohan. Di sisi lain, Gus Birru sudah punya kekasih yang bernama Ratna Rengganis (Anggika Bölsterli).

Sebagai kekasih Gus Birru, Ratna Rengganis tentu sakit hati karena kekasihnya harus menikah dengan wanita lain. Keluarga rupanya beranggapan bahwa Suhita lebih layak untuk menjadi istri Gus Birru. Sedangkan sebagai putra seorang pemilik pesantren, Gus Birru dinilai layak mendapatkan istri seperti Suhita yang merupakan putri penghafal Alquran. Sedangkan Ratna Rengganis kekasih Gus Birru hanya seorang gadis biasa.

Pada akhirnya, Ratna memilih pergi meninggalkan Gus Birru. Namun apakah Suhita akan memberi kesempatan Gus Birru untuk memperbaiki rumah tangga mereka?

Berangkat menonton dengan ekspektasi rendah akibat konflik pada premis yang terasa ala sinetron dan trailer serta materi promosi yang tidak menggerakkan keinginan hati untuk menonton ternyata berbuah hasil yang baik. Film Hati Suhita sukses membuat penulis tersenyum dan tersentuh di beberapa bagian. Plot yang berjalan baik di tiga perempat awal film, ditambah akting Nadya Arina dan chemistry-nya bersama Omar Daniel merupakan kunci dari film karya sutradara Archie Hekagery ini.

Ya, sisi akting memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Nadya Arina boleh dibilang sangat superior dalam film ini dengan akting menawannya sebagai wanita mandiri, tersakiti tapi berusaha ikhlas dan tegar serta penuh harapan. Seperti yang telah disinggung di atas, chemistry-nya dengan Omar Daniel cukup mumpuni, walaupun Omar cenderung berakting aman dan tipikal dengan peran-perannya di film sebelumnya. Faktor dimensi yang diberikan pada karakter di dalam naskah agaknya juga membatasi performa Omar di sini.

Pengalaman Archie Hekagery dalam menggarap serial TV Tetangga Masa Gitu (Sophia Latjuba, Dwi Sasono, Chelsea Islan dan Deva Mahenra) yang mengangkat permasalahan rumah tangga dipakai dengan baik di film ini. Setiap adegan yang bercerita soal kehidupan rumah tangga Suhita dan Gus Birru berjalan penuh konflik dan bikin gemas, seperti layaknya pasangan Adi dan Angel di serial Tetangga Masa Gitu. Momen-momen manis pun akhirnya tercipta di beberapa bagian yang mempunyai andil pada perubahan sikap karakter Gus Birru di klimaks film.

Sebagai sutradara, Archie juga rupanya handal dalam mengaplikasikan teknik color palette dari sisi tone warna pakaian para karakternya di saat pemain tersebut menunjukkan emosi atau terlibat dalam suatu konflik. Ini adalah hal yang menarik dari sisi artistik yang kerap dilupakan dan ternyata dengan baik digunakan oleh Archie. Sebuah kerja sama yang apik dari sutradara dengan tim artistik, wardrobe dan properti tentunya.

Dari segi penataan suara dan musik, film ini juga memiliki kelebihan dari sisi dialog yang terdengar jernih serta musik gubahan Tya Subiyakto dengan gaya humming-nya yang khas dan mendukung keseluruhan mood film. Tidak hanya Tya, penyanyi wanita yang sedang naik daun Soegi Bornean juga ikut mempersembahkan lagu yang manis berjudul Samsara yang semakin mendukung atmosfer pengisahan film ini.

Meski bukan karya terbaik dari rumah produksi Starvision dalam beberapa tahun terakhir ini, akan tetapi film Hati Suhita memberikan sajian yang lengkap, menghibur sekaligus mengingatkan sobat teater tentang pentingnya mengenal orang yang akan menjadi pasangan kita. Film ini juga berusaha menunjukkan contoh betapa pentingnya arti memperjuangkan pernikahan yang merupakan pengamalan ibadah dari kacamata agama.