Review Film Jodoh 3 Bujang: 3 Saudara dengan Satu Misi Penting

Yurinda - Minggu, 29 Juni 2025 09:18 WIB
Review Film Jodoh 3 Bujang: 3 Saudara dengan Satu Misi Penting

Di sebuah sore yang tenang di Makassar, tiga bersaudara, Fadly, Kifli, dan Ahmad mencoba menapaki jalan hidup yang tidak pernah mereka bayangkan. Dipenuhi warna kekeluargaan dan tantangan, film Jodoh 3 Bujang berkisah tentang bagaimana 3 bersaudara berebut menepati amanah ayah mereka: menikah bersamaan. Ketiganya, meski punya karakter berbeda, harus berjuang demi cinta dan tanggung jawab.

Fadly, diperankan oleh Jourdy Pranata, menjadi sosok sang sulung yang tampak matang dan tenang. Ia menyimpan beban harapan ayah yang ingin melihat anak sulungnya bahagia dengan pasangan sepadan. Ketika bertemu Rifa (Aisha Nurra Datau), kemistri yang tumbuh begitu natural memantik pertanyaan, apa cinta muncul karena kehendak sendiri atau sekadar pelarian dari tekanan keluarga?

Sementara itu, Kifli, diperankan oleh Christoffer Nelwan, memiliki sisi riang dan sedikit kekanak-kanakan. Ia mudah jatuh hati, tapi belum sepenuhnya siap menjalani hubungan serius. Perjalanan Kifli menelusuri kehidupan cinta seperti roller coaster, sering terlihat buru-buru mencari pasangan, hingga hadirnya Karin (Barbie Arzetta) memberikan sudut pandang baru. 

Unggul dalam humor ringan, Kifli mampu menyuntikkan kelucuan tanpa kehilangan dimensi emosional. Tidak kalah menonjol adalah Rey Bong sebagai Ahmad, sang bungsu. Ahmad menyandang karakter simpel dan mandiri. Ia memendam ragu mencapai titik merasa siap menikah. Ketika ia berjumpa dengan Asha (Elsa Japasal), gelombang emosi menggoyangkan rutinitasnya. 

Pertemuan ini tak sekadar soal cinta, tapi juga kesadaran bahwa membagi hidup dengan orang lain memerlukan keberanian untuk berubah. Sutradara Arfan Sabran berhasil merangkai kisah yang merdu dibawakan secara sederhana. Entah lewat dialog bernada jenaka yang tak berlebihan atau adegan-adegan penuh emosi keluarga, alur film ini berjalan luwes. 

Latar kota Makassar tak hanya terlihat sekadar sebagai lokasi, tapi menjadi salah satu karakter tersembunyi, menyuguhkan pemandangan seperti celah kerlip lampu kota dan suara riuh ombak laut yang menenangkan. Kekuatan film ini juga tampak dari sinematografi yang mengutamakan keintiman tiap momen: berpegangan tangan, pandangan penuh harap, dan detail sederhana seperti cangkir kopi hangat di meja makan pagi.

Suara latar yang kadang hening malah menegaskan betapa besar makna dalam kesederhanaan, bahwa mencintai dan dicintai bukan soal acara besar, tapi tentang ketulusan hati. Sebagai film dengan durasi 1 jam 47 menit, Jodoh 3 Bujang bukan sekadar komedi ringan. Film ini juga mengandung refleksi mendalam soal tanggung jawab anak terhadap keluarga dan proses menemukan jodoh yang sesuai nilai diri masing-masing.

Pesan utama yang tersampaikan adalah bahwa meski cinta sering datang tanpa undangan, kesiapan hati, kematangan emosi, dan restu orang tua kerap menjadi kompas terbaik untuk melangkah. Secara keseluruhan, film ini layak menjadi tontonan bagi yang sedang mencari pasangan atau ingin menikmati drama komedi hangat bertema keluarga. 

Jodoh 3 Bujang rilis pada 25 Juni 2025, menghadirkan warna baru dalam dunia film tanah air. Dengan kekuatan karakter kuat, visual yang menenangkan, dan pesan moral yang terasa relevan, Jodoh 3 Bujang memberi nuansa haru, tawa, dan kesadaran akan arti cinta sejati, yang hadir dari lima kata sederhana: “Saatnya kau serius, nak.”