Review Film Kitab Sijjin & Illiyyin: Kisah Drama Keluarga yang Sarat akan Dendam

Yurinda - Senin, 21 Juli 2025 08:37 WIB
Review Film Kitab Sijjin & Illiyyin: Kisah Drama Keluarga yang Sarat akan Dendam

Film horor religi Kitab Sijjin & Illiyyin mulai diputar di bioskop Indonesia pada 17 Juli 2025. Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu dan ditulis oleh Lele Laila, film ini melanjutkan semesta Sijjin (2023), dan memadukan unsur psikologis, nuansa mistis, dan drama keluarga yang sarat akan dendam

Cerita pada film ini bermula ketika Yuli (Yunita Siregar) tinggal bersama keluarga Ambar setelah kehilangan orang tua dan tempat tinggal, tetapi justru diperlakukan seperti pembantu. Oleh keluarga Ambar, Yuli dipaksa bekerja keras, sering difitnah mencuri oleh Laras (Dinda Kanya Dewi), dan diabaikan oleh anggota keluarganya yang lain, seperti Rudi (Tarra Budiman) dan Tika (Kawai Labiba).

Menderita dalam kesunyian serta kesendirian, Yuli lantas mendatangi seorang dukun dan meminta bantuan ilmu hitam untuk menghabisi keluarga Ambar. Ritual santet itu mengharuskan nama korban dimasukkan ke dalam tubuh jenazah segar dalam waktu satu minggu sebelum jenazah membusuk. Apabila Yuli gagal, bukan hanya korban yang akan celaka, tetapi juga dirinya sendiri.

Akibat ritual itu, keluarga Ambar mulai mengalami kejadian supranatural yang menakutkan serta mengancam nyawa. Mencoba menyelamatkan diri dari berbagai teror, mereka lalu memanggil seorang ustaz untuk melakukan rukyah, memutus kekuatan santet dan gangguan jin.

Kitab Sijjin & Illiyyin mengangkat dua konsep metafisik dari ajaran Islam: Sijjin, lembar amal buruk, dan Illiyyin, catatan untuk semua amal baik. Film ini menampilkan pertarungan spiritual antara kekuatan gelap dan doa, yang diwujudkan melalui ritual dan konflik batin Yuli.

Elemen mistis diperkuat melalui set rumah dukun yang digambarkan sangat realistis dengan suasana ritual yang mencekam, efek praktikal pada mayat yang menimbulkan rasa geli dan ngeri, serta atmosfer kuburan yang pekat. 

Yunita Siregar memerankan Yuli, tokoh yang berubah dari korban yang teraniaya menjadi pelaku balas dendam yang keji. Aktingnya menunjukkan transisi emosi dari kesedihan, kemarahan, hingga rasa bersalah yang membuat karakter yang dimainkannya terasa kuat. 

Dinda Kanya Dewi sebagai Laras memainkan karakter antagonis dengan intensitas emosional tinggi, sehingga menghadirkan ketegangan yang nyata. Lalu, Kawai Labiba sebagai Tika memberikan sisi emosional dan ketegangan melalui interaksi dengan Yuli. 

Djenar Maesa Ayu dan Tarra Budiman juga memberikan dukungan kuat lewat karakter Ambar dan Rudi yang dingin dan abai, menciptakan dinamika keluarga yang tegang.

Film ini dimulai langsung dengan suasana horor yang gelap dan begitu menegangkan, tanpa pengenalan panjang. Visual jumpscare dan adegan gore tersaji cukup intens, tapi tidak berlebihan dan ditempatkan pada momen yang tepat.

Alur cerita didesain agar lebih mudah dipahami, dengan penekanan pada konflik batin Yuli dan suasana ritual yang menegangkan. Drama keluarga yang penuh konflik makin memperkaya lapisan cerita tanpa membuat narasi menjadi rumit.

Film Kitab Sijjin & Illiyyin menyuguhkan horor dengan kisah spiritual dan konflik emosional yang tuntas. Berbekal akting dan efek visual nyata, film ini membawa genre horor religi ke level yang lebih mencekam, sekaligus menonjolkan fokus pada isu moral dan spiritualitas dalam masyarakat. Bagi yang penasaran dengan kisah menyeramkannya, film ini sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan.