Review Film Wasiat Warisan: Kisah Warisan yang Menguji Ikatan Tiga Saudara
Tim Teaterdotco - 3 jam yang lalu
Film Wasiat Warisan menjadi salah satu judul yang menarik perhatian penonton di penghujung 2025. Karya sutradara Agustinus Sitorus ini mulai tayang serentak di berbagai jaringan bioskop nasional pada 4 Desember 2025 dan langsung mendapat antusiasme tinggi, terutama dari penonton yang rindu tontonan keluarga dengan sentuhan budaya lokal.
Mengusung latar budaya Batak Toba yang kuat, film ini meramu cerita tentang warisan keluarga, konflik kakak beradik, dan perjalanan menyembuhkan luka lama, semuanya dikemas dalam drama ringan yang sesekali disisipi komedi.
Cerita tentang Warisan yang Menguji Ikatan Keluarga
Wasiat Warisan mengikuti kisah tiga bersaudara Batak Toba, yaitu Tarida, Ramona, dan Togar, yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah kedua orang tua mereka meninggal. Ketiganya mewarisi sebuah hotel tua di tepi Danau Toba, sebuah bangunan penuh sejarah yang menjadi saksi perjuangan leluhur mereka.
Masalah mulai muncul ketika seorang perempuan bernama Linda mengklaim adanya utang yang belum dibayarkan. Situasi ini mengancam keberadaan hotel tersebut dan memicu pertengkaran antar saudara yang sebelumnya terlihat akrab.
Di balik konflik itu, rahasia wasiat terakhir sang ibu perlahan terungkap dan membuka kembali luka lama yang selama ini disimpan rapat. Penonton akan dibawa dalam kisah yang memperlihatkan bahwa keluarga tidak hanya soal harta, tetapi juga tentang bagaimana mereka menghadapi masalah bersama.
Akting Para Pemain Jadi Daya Tarik Utama
Penampilan para pemain menjadi salah satu alasan film ini banyak dibicarakan. Derby Romero tampil meyakinkan sebagai Togar, si anak bungsu yang pulang kampung dengan segudang konflik batin. Dialek Batak yang digunakan terasa natural dan memberi kedalaman pada karakternya.
Sarah Sechan justru menjadi kejutan besar. Meski bukan berasal dari latar Batak, ia mampu membawakan bahasa Batak Toba dengan fasih sekaligus memerankan Tarida yang tegas namun tetap menyenangkan. Astrid Tiar memberi sentuhan dramatis yang kuat dalam adegan pertikaian keluarga.
Pemeran senior Rita Matu Mona dan Hamka Siregar menambahkan lapisan emosi melalui adegan kilas balik yang hangat. Namun, beberapa pemain pendukung seperti Vito Sinaga terasa kurang mendapat porsi yang cukup sehingga potensinya belum sepenuhnya tergali.
Visual Menawan Namun Eksekusi Komedi Kurang Halus
Secara teknis, Wasiat Warisan patut dipuji. Keindahan Pulau Samosir, Danau Toba, dan suasana kampung halaman terekam sangat apik. Gambar yang disajikan terasa alami dan membuat penonton seperti sedang berlibur di tanah Batak.
Meski begitu, eksekusi cerita tidak selalu berjalan mulus. Perpaduan antara drama dan komedi tidak selalu menyatu dengan baik sehingga beberapa momen lucu terkesan kurang tepat sasaran. Penyelesaian konflik utang dalam cerita juga dianggap terlalu mudah dan tidak memberikan kejutan berarti.
Walaupun demikian, film ini tetap berhasil menyampaikan pesan besarnya. Wasiat Warisan mengingatkan bahwa warisan sejati bukanlah benda, melainkan kenangan dan hubungan yang kita jaga dengan keluarga.
Wasiat Warisan adalah pilihan menarik bagi penonton yang mencari film keluarga dengan sentuhan budaya lokal yang kuat. Dengan visual yang cantik, chemistry para pemain utama yang solid, serta pesan moral yang relevan, film ini tetap layak ditonton bersama keluarga. Cocok bagi mereka yang rindu nuansa kampung halaman atau ingin menikmati drama ringan yang menyejukkan.