Review How to Train Your Dragon: Sukses Padukan Jalan Cerita yang Menarik dengan Karakter-Karakter yang Loveable
Baba Qina - Jumat, 13 Juni 2025 08:12 WIB
Apakah sobat teater masih ingat dengan karakter bernama Hiccup dan Toothless? Setelah How to Train Your Dragon yang berhasil mendapatkan nominasi Best Animated Feature di ajang Academy Awards yang ke-83, dan dua sekuelnya, yakni How to Train Your Dragon 2 serta How to Train Your Dragon: The Hidden World, kini Universal Pictures dan DreamWorks kembali merilis film How to Train Your Dragon versi live action. Dean DeBlois pun kembali dipercaya menjadi sutradara setelah kesuksesan trilogi animasinya tadi.
Tak berbeda dengan versi animasinya, How to Train Your Dragon versi live action ini kembali mengambil setting di dunia mitos Viking, tatkala seorang remaja canggung bernama Hiccup Horrendous Haddock III (Mason Thames) yang merupakan putra kepala suku Stoick the Vast (Gerard Butler), harus berjuang untuk membuktikan dirinya sebagai pejuang sejati di mata ayahnya dan masyarakat. Hiccup sendiri memang tinggal di pulau Berk, tempat di mana berburu dan membunuh naga adalah bagian dari kehidupan sehari-hari.
Namun, segalanya berubah tatkala Hiccup melukai seekor naga langka dan ditakuti, Night Fury, di dalam sebuah perburuan. Ketika ia menemukan naga itu terluka dan justru memilih untuk tidak membunuhnya, hubungan yang tidak terduga pun terjalin. Ia menamai naga itu Toothless (Si Tanpa Gigi).
Bersama-sama, Hiccup dan Toothless membentuk ikatan yang mengguncang semua kepercayaan lama suku Viking tentang naga. Lewat keberanian, kasih sayang, dan penemuan yang mengejutkan, Hiccup memimpin jalan menuju pemahaman baru bahwa manusia dan naga bisa hidup berdampingan.
Walau berjalan kurang meyakinkan di awal-awal durasi filmnya, namun How to Train Your Dragon ini rupanya berhasil secara perlahan-lahan dalam mengumpulkan tenaganya dan melaju dengan pasti untuk menarik perhatian setiap penontonnya. Berbeda dengan film-film karya DreamWorks lainnya yang seringkali terasa sebagai sebuah film komedi penghibur yang diselimuti dengan kisah drama, How to Train Your Dragon ini tampil meyakinkan sebagai sebuah kisah drama yang diselingi dengan banyak adegan penghibur. Dan untungnya, hal tersebut sangat berhasil untuk meningkatkan kualitas film ini.
Sukses di sektor naskah cerita, ternyata juga diimbangi dengan kesuksesan film ini dalam memberikan tata visual yang mengagumkan. Dean DeBlois bersama sang sinematografer Bill Pope, berhasil menampilkan beragam adegan di film ini menjadi sangat terasa dipenuhi oleh berbagai ketegangan dan keseruan tersendiri yang akan mampu mengundang decak kagum dari para penontonnya. Selain itu, arahan musik latar yang disusun oleh John Powell juga memberikan kontribusi yang tidak dapat disangkal mampu menambah ketegangan dan ritme yang telah diwujudkan oleh kedua nama tadi.
Sejujurnya, adalah sangat jarang untuk dapat merasakan kepuasan setelah menonton film-film karya DreamWorks akhir-akhir ini. Masih ada saja elemen yang terasa berlebihan atau terasa kurang di film-film mereka. Namun, lain halnya dengan How to Train Your Dragon versi live action ini. Film ini mampu secara sempurna memadukan jalan cerita yang menarik dan diisi karakter-karakter loveable yang mampu begitu menghidupkan film ini secara keseluruhan.
Bagaikan seekor naga, How to Train Your Dragon berhasil membawa kita semua terbang bermain-main dan beraktraksi di angkasa luas, kemudian mendarat dengan pendaratan sempurna. Tentu atraksi ini tak akan berjalan sempurna tanpa bantuan dari sang pengendara naga bernama Dean DeBlois.
Sekali lagi, How to Train Your Dragon merupakan sebuah tontonan yang dapat menyentuh segala aspek, dari mulai komedi, petualangan, keseruan, romansa, drama, bahkan hingga sisi emosional. Apalagi bagi sobat teater yang ingin bernostalgia dengan film animasinya yang dirilis lima belas tahun silam, maka film ini tentu saja merupakan pilihan tontonan yang tepat.