Review Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel, Jumpscare Intens dan Gore Khas Kimo Stamboel

Tim Teaterdotco - 2 jam yang lalu
Review Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel, Jumpscare Intens dan Gore Khas Kimo Stamboel

Janur Ireng resmi hadir di bioskop sebagai prekuel dari Sewu Dino (2023), memperluas semesta horor yang lekat dengan kutukan, ritual gelap, dan tragedi kemanusiaan. Disutradarai Kimo Stamboel dan diproduksi MD Pictures, film ini menawarkan pengalaman horor yang lebih kelam, brutal, sekaligus emosional. Meski berstatus prekuel, Janur Ireng berdiri kokoh sebagai film mandiri yang tetap bisa dinikmati penonton baru tanpa harus menyaksikan Sewu Dino terlebih dahulu.

Awal Cerita Janur Ireng: Rumah Megah yang Menyimpan Teror

Kisah Janur Ireng berpusat pada kakak beradik, Sabdo (Marthino Lio) dan Intan (Ratu Rafa), yang hidup dalam keterbatasan. Musibah kebakaran yang melahap rumah mereka menjadi titik balik kehidupan. Dalam kondisi terdesak, keduanya ditolong sang paman, Arjo Kuncoro (Tora Sudiro), yang mengajak mereka tinggal di rumah keluarganya yang besar dan megah.

Namun, rumah tersebut jauh dari kata aman. Teror mulai muncul sejak hari-hari awal. Intan kerap melihat sosok aneh di kamarnya, sementara Sabdo dipaksa menjalani ritual-ritual ganjil yang perlahan menggerogoti kewarasannya. Dari sinilah terkuak fakta mengerikan bahwa Sabdo dan Intan adalah dua insan yang seharusnya tidak dipersatukan, karena menyimpan potensi kekuatan yang sangat berbahaya.

Horor Khas Kimo Stamboel: Gore, Jumpscare, dan Atmosfer Kelam

Sejak menit awal, Janur Ireng langsung menunjukkan identitasnya sebagai horor yang tak main aman. Jumpscare hadir dengan volume suara menghentak, disusul visual gore berupa darah muncrat, tubuh tersiksa, hingga adegan ekstrem yang menjadi ciri khas Kimo Stamboel. Tak heran jika film ini mendapat rating 17+.

Produser Manoj Punjabi pun menegaskan bahwa rating tersebut sudah sesuai dengan karakter filmnya. Janur Ireng memang tidak ditujukan untuk semua umur. Bagi penonton yang menyukai horor frontal dan sadis, film ini justru menawarkan kepuasan tersendiri, berbeda dari Sewu Dino yang cenderung lebih atmosferik dan lambat.

Transformasi Akting Tora Sudiro yang Mengejutkan

Salah satu sorotan utama film ini adalah penampilan Tora Sudiro sebagai Arjo Kuncoro. Dikenal lekat dengan genre komedi, Tora tampil total dengan karakter yang dingin, bengis, dan mengintimidasi. Ini menjadi debut horor seriusnya, sekaligus kejutan menyenangkan bagi penonton.

Meski begitu, ada satu momen tak terduga yang justru memberi jeda hiburan di tengah ketegangan, yakni adegan menari yang sempat dibocorkan Tora sebelumnya. Adegan ini sukses membuat penonton terkejut sekaligus memberi napas di antara rangkaian teror yang intens.

Cerita Membumi dan Benang Merah ke Sewu Dino

Di balik visual gore dan teror, kekuatan Janur Ireng terletak pada ceritanya yang membumi. Film ini menggali trauma, ketakutan, dan ambisi manusia, terutama tentang sejauh apa seseorang rela mengorbankan kemanusiaannya demi kekuasaan dan kekayaan. Akting solid Marthino Lio dan Ratu Rafa memperkuat relasi kakak-adik yang penuh konflik batin.

Menjelang akhir film, benang merah dengan Sewu Dino ditarik dengan rapi. Tak sedikit penonton yang bereaksi kaget saat koneksi semesta ini terungkap, menandai bahwa Janur Ireng bukan sekadar prekuel, melainkan fondasi penting bagi kisah kutukan 1000 hari.

Bagi pencinta horor gore dengan nuansa budaya Jawa yang kental, Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel adalah tontonan yang layak dan berani. Film ini memang tidak ramah bagi semua penonton, tetapi keberaniannya dalam bercerita, atmosfer yang menekan, serta performa akting yang solid membuatnya menjadi salah satu horor lokal yang patut diperhitungkan. Janur Ireng tayang di bioskop mulai 24 Desember 2025.