Review Legenda Kelam Malin Kundang: Thriller Psikologis dengan Skoring Juara dan Alur Tak Terduga.

Tim Teaterdotco - 58 menit yang lalu
Review Legenda Kelam Malin Kundang: Thriller Psikologis dengan Skoring Juara dan Alur Tak Terduga.

Film terbaru dari Come and See Pictures, Legenda Kelam Malin Kundang, bukanlah visualisasi sederhana dari dongeng yang kita kenal sejak kecil. Di bawah naungan produser kawakan Joko Anwar dan Tia Hasibuan, legenda klasik tentang anak durhaka ini dirombak total menjadi sebuah psychological thriller yang gelap dan meresahkan. Ini adalah langkah berani yang sekaligus menjadi penanda debut penyutradaraan film panjang yang menjanjikan dari duet muda, Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo. Mereka berhasil membuktikan bahwa narasi lama bisa diolah menjadi sajian sinema yang fresh, tegang, dan sangat relevan.

Inti ceritanya masih tentang anak yang melupakan ibunya, namun Rafki dan Kevin membawa kisah ini ke dimensi yang jauh lebih pribadi dan traumatis. Film ini mengajak penonton untuk bertanya: apakah benar Malin yang durhaka, ataukah ada rahasia kelam dari pihak sang ibu yang membuatnya melupakan asal-usul?

Misteri Sang Seniman dan Kedatangan yang Mengguncang

Cerita berpusat pada Alif (Rio Dewanto), seorang micro painter sukses yang hidupnya tertutup. Ketenangannya hancur setelah ia mengalami kecelakaan parah yang merenggut sebagian memorinya, membuatnya limbung dalam kebingungan identitas. Di tengah proses pemulihan inilah Amak (Vonny Anggraini), seorang wanita dari kampung, tiba-tiba muncul mengaku sebagai ibunya setelah 18 tahun tanpa kabar. Masalahnya, Alif sama sekali tidak mengingatnya. Instingnya menolak dan memicu kecurigaan besar; benarkah wanita ini ibunya, atau justru sosok asing dengan motif tersembunyi? Dari sinilah Alif terseret dalam labirin masa lalu yang gelap.

Simbolisme Batu yang Menggantikan Hukuman Fisik

Salah satu aspek yang paling cemerlang adalah interpretasi ulang simbol "batu". Jika dulu batu adalah hukuman fisik yang keras, kini ia menjelma menjadi metafora psikologis. Alif, sebagai micro painter, menggunakan batu sebagai mediumnya, yang melambangkan bagaimana ia menyimpan dan menyembunyikan luka besar di balik detail-detail kecil dalam hidupnya yang terlihat sempurna. Lebih dari itu, batu juga adalah representasi dari hati Alif yang membatu, mengeras, dan kaku akibat trauma masa lalu yang ia tekan. Kondisi amnesianya membuat ia seolah-olah hidup sebagai batu—diam, terisolasi, dan tidak mampu mengingat asal-usulnya, sebuah kutukan batin yang jauh lebih mengerikan daripada kutukan fisik.

Ketegangan yang Dibangun Perlahan Tapi Pasti

Secara teknis, film ini tampil memukau. Duo sutradara menunjukkan pemahaman visual yang matang, membangun suasana mencekam melalui palet warna monokrom yang muram dan minimnya warna cerah, didukung oleh sinematografi kuat dari Ical Tanjung. Di departemen suara, scoring musik dirancang penuh ketegangan, konsisten menjaga atmosfer horor psikologis bahkan tanpa mengandalkan jumpscare.

Di sisi akting, jajaran pemainnya tampil solid dan meyakinkan. Rio Dewanto berhasil menampilkan sosok Alif yang tersiksa dan frustrasi, sementara Vonny Anggraini mencuri perhatian sebagai Amak yang misterius, sukses membuat penonton terus bertanya-tanya dan ragu akan ketulusannya. Dinamika antara keduanya menjadi pusat ketegangan utama.

Satu-satunya risiko yang diambil oleh sutradara adalah tempo penceritaan yang agak lambat di paruh awal. Tensi dibangun perlahan, mengandalkan dialog dan atmosfer. Namun, kesabaran penonton akan terbayar lunas. Mendekati akhir, film ini langsung tancap gas. Plot twist gila datang bertubi-tubi, khas naskah besutan Joko Anwar. Semua kebingungan dan pacing lambat di awal akan terbayar lunas dengan pengungkapan trauma masa lalu yang logis secara psikologis di babak ketiga yang padat dan sangat memuaskan.

Sebuah Karya Cerdas yang Wajib Tonton

Legenda Kelam Malin Kundang adalah karya yang cerdas. Film ini berhasil "memanusiakan" mitos, mengubah narasi kuno menjadi kisah modern tentang bagaimana trauma keluarga dapat membentuk seseorang menjadi kaku dan dingin, seperti batu. Ini adalah film yang menuntut kita untuk berpikir keras dan dijamin memicu diskusi seru setelah credit title bergulir. Bagi penggemar psychological thriller dan naskah yang solid, film ini wajib masuk daftar tonton Anda.

Film Legenda Kelam Malin Kundang kini sedang tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai Kamis, 27 November 2025.