Review Mertua Ngeri Kali: Ketika Menantu dan Mertua Sama-Sama Keras Kepala
Tim Teaterdotco - 5 jam yang lalu
Film Mertua Ngeri Kali menjadi salah satu rilisan yang paling ditunggu menjelang akhir 2025. Mengangkat konflik klasik antara menantu dan mertua, film garapan Key Mangunsong ini menyajikan kisah penuh emosi, humor, dan pesan keluarga yang menyentuh. Dengan Naysilla Mirdad dan Bunda Corla sebagai dua pemeran utama, film ini sukses menghadirkan dinamika yang hangat, intens, sekaligus sangat dekat dengan pengalaman banyak keluarga Indonesia.
Film produksi Im-a-gin-e ini tayang di bioskop mulai 11 Desember 2025 dan menyajikan tontonan ringan namun sarat makna.
Sinopsis: Menantu Terjepit di Tengah Ego dan Tradisi
Tokoh sentral film ini adalah Andara (Naysilla Mirdad), seorang penulis sinetron kejar tayang yang menjalani kehidupan rumah tangga bersama suaminya, Raja (Dimas Anggara). Masalah mulai muncul ketika Andara harus berhadapan langsung dengan sang mertua, Donda (Bunda Corla), seorang janda sosialita glamor yang sangat protektif terhadap putranya.
Ketegangan memuncak saat Andara dan Donda akhirnya tinggal serumah. Dari perbedaan gaya hidup, nilai-nilai keluarga, hingga omelan “tiada habisnya”, keduanya saling berbenturan. Film ini menggambarkan dengan lugas bagaimana perbedaan karakter dan generasi bisa menciptakan pertikaian–tetapi juga peluang untuk memahami satu sama lain.
Sebuah kejadian besar kemudian mengubah dinamika keluarga ini dan memaksa keduanya menata ulang cara pandang mereka demi sang cucu.
Dinamika Mertua dan Menantu: Dekat dengan Pengalaman Banyak Orang
Konflik menantu-mertua menjadi fokus kuat dalam film ini. Menariknya, film tidak hanya menampilkan sisi menantu yang harus berlapang dada, tetapi juga menggali sudut pandang sang mertua.
Melalui interaksi canggung, adu argumen, hingga momen-momen emosional, penonton diajak memahami bahwa hubungan menantu dan mertua membutuhkan komunikasi, empati, dan kesediaan membuka hati. Perubahan bertahap hubungan Andara dan Donda terasa natural dan menyentuh, memperlihatkan bahwa hubungan keluarga besar bisa membaik ketika kedua pihak berusaha saling memahami.
Benturan Nilai Tradisional vs Modern
Salah satu kekuatan film ini terletak pada caranya menyoroti benturan nilai antara generasi tua dan muda. Andara sebagai generasi modern digambarkan harus beradaptasi dengan tradisi keluarga besar yang dijaga ketat oleh Donda. Situasi ini menciptakan dilema yang sering dirasakan pasangan muda di dunia nyata.
Film ini memberikan pesan bahwa perbedaan nilai bukanlah tembok penghalang, melainkan kesempatan untuk saling belajar. Dengan komunikasi yang jujur dan batasan yang sehat, konflik antargenerasi bisa dikelola tanpa harus memicu pertengkaran besar.
Komedi Hangat yang Menghibur
Walau banyak mengangkat konflik dan drama emosional, Mertua Ngeri Kali tetap berdiri sebagai film komedi keluarga. Bunda Corla tampil dengan karakter yang heboh dan penuh energi, menciptakan banyak momen lucu yang menjadi penyeimbang suasana. Sementara itu, Naysilla Mirdad menunjukkan kualitas akting yang matang dalam memerankan Andara yang sabar, rapuh, namun tetap kuat.
Kehadiran humor yang mengalir membuat film ini nyaman dinikmati tanpa terasa berat, meski topiknya cukup sensitif bagi banyak keluarga.
Pesan Utama: Hubungan Keluarga Dibangun, Bukan Datang Begitu Saja
Film ini menegaskan bahwa rumah tangga bukan hanya menyatukan dua individu, tetapi dua keluarga dengan latar belakang berbeda. Untuk menciptakan hubungan yang sehat, dibutuhkan kesabaran, komunikasi dan kemauan menyesuaikan diri.
Dengan pengolahan cerita yang hangat dan jenaka, Mertua Ngeri Kali mengingatkan bahwa keluarga besar bukan untuk dijauhi, tetapi untuk dipahami.