Review Next Goal Wins: Film Inspiratif dengan Sajian Historis dan Sosiologis

Baba Qina - Kamis, 7 Desember 2023 14:48 WIB
Review Next Goal Wins: Film Inspiratif dengan Sajian Historis dan Sosiologis

Sobat teater pasti pernah mendengar nama Taika Waititi sebelumnya. Ya, aktor sekaligus sutradara yang berasal dari Selandia Baru ini telah sukses di Hollywood dalam beberapa tahun terakhir berkat selera humornya yang kocak, serta keterampilannya yang luar biasa sebagai penulis naskah dan sutradara, dan kehadirannya yang menawan baik di depan maupun di belakang kamera.

Kini, ia melahirkan film terbarunya yang bertajuk Next Goal Wins. Next Goal Wins berlatar tahun 2011, kala pelatih sepak bola Thomas Rongen (Michael Fassbender) ditugaskan untuk melatih tim nasional Samoa Amerika. Timnas tersebut dianggap sebagai salah satu tim sepak bola terlemah di dunia, dengan rekor kekalahan terburuk dalam sejarah sepak bola internasional, yaitu 31-0.

Rongen lalu bertekad untuk mengubah nasib tim ini. Ia memulai dengan membangun hubungan dengan para pemain dan staf, dan kemudian mulai menerapkan metode pelatihan yang inovatif. Dengan kerja keras dan tekad yang kuat, Rongen perlahan-lahan mulai mengubah tim ini menjadi tim yang lebih kompetitif. Mereka bahkan berhasil mengalahkan Tonga, salah satu tim sepak bola terkuat di Oseania.

Tapi, perjalanan Rongen dan timnya masih jauh dari selesai. Mereka masih harus berjuang untuk lolos ke Piala Dunia FIFA 2014. Apa sajakah hambatan yang harus dilalui oleh Thomas Rongen dan anak-anak asuhnya?

Kisah dalam film Next Goal Wins benar-benar berangkat dari kisah nyata. Tentu saja kejadian tersebut sangat inspiratif sekali dan tidak ada salahnya diangkat dalam bentuk film yang sangat diharapkan dapat memotivasi orang yang menontonnya untuk tidak hanya bermimpi, namun juga mengusahakan mimpi tersebut agar menjadi nyata.

Taika Waititi, sang sutradara pun cukup setia merangkai filmnya agar berjalan dalam plot yang inspiratif tadi. Dan ia tidak lupa membawa filmnya dengan pace yang cukup cekatan dan padat, sehingga filmnya tampil dengan ringan, menyenangkan dan menghibur.

Taika terlihat paham bahwa dalam kisah tentang underdog, penonton harus dibuat bersimpati dengan kemalangan mereka, dan bersiap menerima haru-biru suka dan duka dalam memerolehi kemenangan. Dan film inipun memang menampilkan itu. Perjalanan sang tokoh utama dan juga anak-anak asuhnya tersebut dipaparkan dalam dinamika yang dipastikan dapat mengundang perhatian penonton secara emosionil.

Sayangnya, sepertinya Taika masih terjebak dalam tipologi “menguras emosi” yang biasanya memiliki karakter melodramatis. Banyak adegan yang mengandalkan momen-momen yang bertujuan untuk memancing simpati namun pada akhirnya malah terasa artifisial dan klise. Jelas ini mengurangi esensi realitas film, yang bukankah sebenarnya berawal dari kisah yang nyata terjadi, bukan?

Tapi, terlepas dari itu, upaya Next Goal Wins dalam memberikan kita, sebagai penonton, sebuah film yang cukup insipiratif boleh dipuji dan diberi kredit lebih. Bukan itu saja, dengan dilatarbelakangi oleh keadaan sosio-ekonomi juga politis negeri Samoa saat itu, film ini kemudian mengandung tidak hanya aspek historis, juga sosiologis. Ini tentu saja menambah kedalaman materi yang tercakup dalam Next Goal Wins.