Review Pemandi Jenazah: Ketika Manusia Lebih Mengerikan Ketimbang Iblis

Baba Qina - Jumat, 23 Februari 2024 16:27 WIB
Review Pemandi Jenazah: Ketika Manusia Lebih Mengerikan Ketimbang Iblis

Berbicara tentang sutradara yang piawai dalam menggarap film-film bergenre horor, hampir semua orang pasti akan langsung tertuju pada Joko Anwar, Kimo Stamboel, Rizal Mantovani, hingga Anggy Umbara. Namun ternyata, Indonesia juga mempunyai sutradara perempuan yang sangat berbakat, bahkan filmnya banyak yang menjadi box office.

Ia adalah Hadrah Daeng Ratu. Ya, sutradara perempuan ini kini telah menggarap banyak film termasuk di genre horor. Ada sekitar delapan judul film horor garapan Hadrah Daeng Ratu, dan yang terbaru ialah sebuah film yang berjudul Pemandi Jenazah.

Pemandi Jenazah berkisah tentang Lela (Aghniny Haque), wanita yang mewarisi pekerjaan ibunya, Bu Siti (Djenar Maesa Ayu), sebagai seorang pemandi jenazah di desanya. Sebagai pemandi jenazah, Lela adalah orang terakhir yang melihat tubuh almarhum sebelum dimakamkan.

Ia juga bertanggung jawab merahasiakan dan mempersiapkan jenazah untuk pemakaman. Kehidupan Lela berjalan normal hingga kematian mendadak ibunya memaksa dia untuk memandikan jenazah ibunya sendiri.

Kejadian ini memulai rangkaian peristiwa aneh, termasuk kematian berturut-turut yang mencurigakan di desanya. Saat memandikan jenazah, Lela sering merasakan keanehan, termasuk jenazah yang tiba-tiba bergerak yang mengejutkan dan menakutkannya.

Well, Pemandi Jenazah sejatinya merupakan film horor klasik yang memakai pakem old school (banyak jumpscare dan bertumpu pada si baik melawan si jahat) yang masih sangat efektif. Karena kita semua pastilah setuju bahwa film horor seringkali bernilai pada keberhasilannya dalam membuat takut penontonnya.

Tak ada yang baru dalam film ini memang. Tapi kaidah-kaidah filmmaking yang ada di dalamnya sunggu digarap dengan amat rapi dan memenuhi tujuan utamanya, yakni menakut-nakuti penontonnya. Dari pergerakan kamera, editing, tata musik dan suara, akting, serta pengadeganan, semunya berhasil memenuhi syarat sebagai sebuah film horor yang mumpuni.

Rangkaian adegan teror sungguh berhasil dikeluarkan oleh Hadrah Daeng Ratu sejak awal-awal film. Namun, tak perlu khawatir, karena horor yang ditampilkan olehnya amatlah merata hingga klimaks yang lagi-lagi ingin menampakkan betapa manusia bisa lebih mengerikan ketimbang iblis itu sendiri.

Menurut penulis, yang menjadi nilai utama film ini ialah bahwa film ini amatlah feminis. Bukan hanya karena sutradara dan penulis naskahnya adalah seorang wanita, tapi lebih-lebih karena para tokoh perempuan di dalam film ini merupakan pusat cerita. Semua pangkal konflik, kejahatan, kengerian, dan penyelesaian masalah akan bermula dan berakhir pada sosok perempuan.

Pada akhirnya, Pemandi Jenazah berani penulis nobatkan sebagai salah satu film yang paling berkualitas di tahun ini. Dan jika berbicara mengenai pesan moral, film ini juga memiliki hal tersebut, yakni bahwa sebaik-baiknya pengingat adalah kematian.