Review Pencarian Terakhir: Jejak Misteri Lintas Generasi di Gunung Sarangan
Yurinda - Rabu, 3 September 2025 08:22 WIB
Industri film horor Indonesia kembali menghadirkan kisah mencekam dengan dirilisnya “Pencarian Terakhir”, sebuah sekuel dari film dengan judul sama yang sempat tayang pada tahun 2008 silam. Jika versi pertamanya memperkenalkan penonton pada legenda mistis Gunung Sarangan, maka sekuel ini menghadirkan lapisan dan cerita baru yang lebih emosional, menyatukan horor dengan drama keluarga yang penuh konflik batin.
Cerita bermula dengan tokoh utama, Drupadi atau Dru (diperankan oleh Adzana Ashel), seorang remaja berusia 17 tahun yang masih dihantui oleh kehilangan besar dalam hidupnya. Tujuh tahun sebelumnya, ibunya, Sita (diperankan oleh Artika Sari Devi), menghilang secara misterius saat merayakan ulang tahun Dru di Gunung Sarangan.
Peristiwa itu tidak hanya meninggalkan luka mendalam, tetapi juga menciptakan jarak antara Dru dan sang ayah, Tito (diperankan oleh Donny Alamsyah), yang larut dalam rasa bersalah, tapi tetap keras kepala saat menghadapi kenyataan.
Di usia remajanya, Dru memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah berani ia lakukan sebelumnya: menyusuri Gunung Sarangan untuk mencari ibunya. Keputusan itu membawa serta sahabat-sahabat dekatnya, Raka (Razan Zu), Nurul (Alika Jantinia), Ucok (Fatih Unru), Jamal (Fadi Alaydrus), dan Maya (Dinda Mahira) serta sosok paman Gancar (Tesadesrada Ryz) yang mencoba menjadi penyeimbang di tengah konflik keluarga.
Dalam perjalanan mencari ibunya, Dru tidak hanya menemukan keberanian, tapi turut menyadari betapa tipisnya batas antara harapan dan bahaya. Awalnya, ekspedisi ini terasa seperti perjalanan sahabat biasa. Canda, tawa, dan semangat muda membuat mereka seakan kebal terhadap ancaman.
Namun, suasana berubah drastis ketika mereka melakukan sebuah kesalahan fatal: menerima makanan dari penduduk setempat. Tindakan sederhana itu ternyata melanggar aturan adat yang sangat ketat, dan sejak saat itulah mereka seakan membuka pintu menuju dunia gaib yang berbahaya.
Di sinilah penonton lalu diperkenalkan pada Ki Tapa (Egy Fedly), sosok mistis yang menjadi penjaga Gunung Sarangan. Kehadirannya membawa atmosfer yang sangat mencekam, menegaskan bahwa ada sesuatu yang lebih besar dan berbahaya daripada sekadar rindu seorang anak pada ibunya. Satu per satu anggota rombongan Dru mulai menghilang, meninggalkan Dru dalam dilema besar antara menyelamatkan sahabatnya atau terus mengejar jawaban tentang ibunya.
Hal yang membuat “Pencarian Terakhir” berbeda dari film horor Indonesia kebanyakan adalah kedalaman emosinya. Bukan hanya tentang sosok gaib atau kengerian visual, tetapi juga tentang ikatan ayah dan anak yang retak, lalu perlahan diuji di tengah teror. Tito yang akhirnya menyusul perjalanan Dru harus menghadapi trauma masa lalu, sementara Dru belajar memahami keputusan-keputusan sulit yang pernah diambil ayahnya.
Dengan paduan nuansa mistis, horor tradisional, dan konflik emosional, film ini berhasil menghadirkan pengalaman menonton yang tidak hanya menegangkan tetapi juga menyentuh. “Pencarian Terakhir” mengingatkan penonton bahwa ketakutan terbesar bukan hanya datang dari kegelapan di luar sana, melainkan juga dari kehilangan yang belum pernah terjawab.