Review Sisu: Road to Revenge, Aksi Brutal, Visual Memukau, dan Balas Dendam yang Membara

Tim Teaterdotco - 1 jam yang lalu
Review Sisu: Road to Revenge, Aksi Brutal, Visual Memukau, dan Balas Dendam yang Membara

Sisu: Road to Revenge (2025) membawa kembali sosok Aatami Korpi dalam petualangan yang jauh lebih kejam dan ambisius dibanding film pertamanya. Sutradara Jalmari Helander kembali menghadirkan dunia penuh darah, ketabahan ekstrem, serta ciri khas visual Finlandia yang dingin dan mencekam. Sekuel ini tidak berusaha menjadi film aksi yang realistis, namun justru merayakan kegilaan dan intensitas yang sudah menjadi identitas seri Sisu.

Plot yang Lebih Gelap dan Penuh Luka Lama

Cerita dimulai ketika Aatami pulang ke Karelia, tempat yang menyimpan banyak kenangan sekaligus trauma. Namun kehadirannya memancing reaksi dari pihak Soviet yang langsung mengirim Igor Draganov, pria yang dulu membantai keluarganya. Dua musuh lama ini akhirnya kembali bertemu, dan pertemuan tersebut memicu perjalanan panjang penuh kekerasan.

Aatami yang biasanya hanya berjuang untuk bertahan hidup, kini memiliki tujuan yang jauh lebih personal. Ia ingin mengakhiri masa lalu yang menghantuinya dan menuntaskan dendam yang selama ini ia simpan rapat. Ceritanya tetap sederhana, namun motivasinya terasa lebih kuat dan emosional.

Aksi Brutal yang Menghibur dan Tidak Masuk Akal, Tapi Tetap Memuaskan

Ketiga artikel sepakat bahwa Road to Revenge menaikkan standar aksi ke level yang hampir tidak bisa dijelaskan dengan logika. Penonton akan disajikan pertarungan di pabrik kayu yang sedang terbakar, aksi motor antipeluru, duel di atas pesawat tempur, sampai kejar-kejaran gila dengan kereta roket. Semua dirancang dengan gaya yang sengaja dibuat berlebihan, tetapi justru menjadi daya tarik utama film ini.

Sekuel ini tetap mempertahankan gaya spaghetti western dengan dialog minim dan karakter utama yang lebih banyak diam. Di beberapa bagian, film ini bahkan terasa seperti kombinasi antara John Wick, Mad Max versi Nordik, dan parodi film aksi Bollywood yang sangat over the top. Kekerasan, darah, dan efek praktikal yang realistis membuat tiap adegan terasa intens dan bikin penonton refleks meringis.

Meski terasa kacau, aksi di film ini dirancang dengan rapi dan penuh kreativitas. Tidak ada adegan yang benar-benar terasa berulang.

Visual Nordic yang Kuat dan Berkarakter

Satu hal yang tidak bisa dilewatkan dari Sisu adalah visualnya. Lanskap beku Finlandia dimanfaatkan dengan maksimal untuk menciptakan atmosfer sunyi yang kontras dengan aksi brutal yang terjadi. Api yang membakar latar belakang, kabut dingin, dan warna alam yang pucat memberikan kesan western putih yang jarang terlihat di film aksi modern.

Mengandalkan banyak pengambilan gambar close-up, ekspresi Aatami yang penuh luka dan kelelahan terasa sangat hidup. Kamera berhasil menangkap ketegangan sekaligus kesunyian yang menjadi jiwa film ini.

Aatami Korpi, Pahlawan Sunyi yang Semakin Ikonik

Penampilan Jorma Tommila kembali menjadi kekuatan utama film. Tanpa banyak kata, ia mampu menampilkan karakter yang sudah seperti legenda hidup. Tubuhnya penuh luka, wajahnya terlihat lelah, namun tekadnya tidak pernah luntur. Karakter antagonis yang diperankan Stephen Lang juga memberikan tekanan yang cukup kuat, meski tidak sampai mencuri perhatian dari tokoh utama.

Kehadiran karakter sekutu baru memberi sedikit sentuhan emosional di beberapa bagian, meski porsinya tidak terlalu besar.

Kesimpulan: Tontonan Wajib untuk Pecinta Aksi Ekstrem

Sisu: Road to Revenge adalah pilihan tepat bagi penonton yang mencari aksi brutal, visual menawan, dan cerita balas dendam yang intens. Namun film ini mungkin tidak cocok bagi mereka yang tidak nyaman dengan adegan gore atau menginginkan aksi yang lebih realistis.

Film ini tahu dengan jelas siapa penontonnya. Ia hadir sebagai tontonan penuh keberanian, kebrutalan, dan kreativitas yang jarang ditemukan di film aksi arus utama. Jika film pertamanya dianggap sebagai fenomena kultus, sekuel ini semakin memperkuat posisi Sisu sebagai salah satu seri aksi paling unik yang pernah dibuat.