Review Syirik (Danyang Laut Selatan), Cinta dalam Bayang Mistis

Reskia Ekasari - Rabu, 25 Juni 2025 08:27 WIB
Review Syirik (Danyang Laut Selatan), Cinta dalam Bayang Mistis

Film horor Indonesia memang tidak ada matinya, buktinya hampir setiap bulan selalu ada judul baru yang muncul. Salah satunya Syirik (Danyang Laut Selatan) yang rilis 19 Juni lalu. 

Masih mengusung tema-tema penari mistis, setelah ramainya Desa Penari, film Syirik memiliki nuansa yang berbeda. Baik dari segi cerita, akting para pemain, hingga setting pun lebih kompleks. 

Seperti apakah daya tarik film Syirik? Simak dulu reviewnya!

Review Film Syirik (Danyang Laut Selatan)

Konflik yang hadir dalam film Syirik cukup kompleks, mulai dari cinta di bawah bayang-bayang mistis, keluarga, hingga kebenaran, dan pengorbanan. Inilah yang membuat film Syirik (Danyang Laut Selatan) berbeda dari Desa Penari. 

Dengan tokoh yang karakternya kuat, ada unsur agama masuk dalam cerita. Berikut ini review menarik yang bisa kamu baca sebelum menonton. 

1. Cerita Cinta dalam Bayang Mistis

Film horor tanpa bumbu percintaan terasa hambar, itulah yang berhasil diatasi dalam film ini. Dengan tokoh utama Said yang baru pulang dari pesantren untuk belajar bertahun-tahun, mempertahankan cintanya kepada Sari yang terpilih sebagai penari. 

Perbedaan pandangan antara Said dan keluarga Sari yang lebih memilih kepercayaan dalam ritual menjadikan cintanya tak terbalas. Belum lagi ada rahasia kelam keluarga Said yang cukup mengejutkan hingga klimaks. 

2. Unsur Budaya yang Kental Hadir dengan Apik 

Syirik (Danyang Laut Selatan) sukses menggambarkan budaya yang kental akan kepercayaan terhadap hal mistis. Mulai dari pemujaan, prosesi labuhan, hingga budaya wayang. 

Setiap unsur budaya tampil dengan natural sehingga penonton seolah-olah diajak untuk ikut berpartisipasi dalam setiap unsur budaya. Banyak simbol-simbol menarik untuk dipelajari dalam film ini. 

Belum lagi selain budaya, film ini juga menggambarkan agama Islam dengan sangat baik melalui tokoh utamanya, Said. Sebagai tokoh yang baru saja pulang dari pesantren kesannya sangat kontras dengan kepercayaan warga desa. 

3. Setting yang Menampilkan Keindahan Alam 

Berlatar di desa Wonosari, penggambaran desa terpencil di tengah hutan dan dekat dengan pantai juga sukses, berkat setting yang indah. Mulai dari tampilan pohon beringin raksasa sebagai tempat pemujaan, hingga pantai yang bersih. 

Sejauh ini masih cukup jarang film horor Indonesia yang mampu menggambarkan keindahan alam seapik dalam film ini. Inilah yang jadi salah satu daya tarik utama filmnya, karena keindahan alam mampu memanjakan mata penonton. 

4. Sayangnya, Makeup Sari Masih Kurang Natural 

Meskipun dari segi cerita hingga setting film ini menarik, sayangnya makeup dari karakter Sari masih terasa kurang. Warna kulit yang sawo matang masih terlihat seperti buatan, tidak natural sama sekali. 

Belum lagi dengan pemilihan tokoh utama wanita yang berwajah blasteran, membuat kesan gadis desa yang masih polos kurang kuat. Walaupun akting Richelle Skornicki sebagai Sari sudah cukup bagus. 

Jika penasaran dengan cerita Syirik (Danyang Laut Selatan) dan seperti apa keindahan settingnya, yuk langsung aja nonton filmnya!