Review The Conjuring: The Last Rites: Suguhkan Adegan Eksorsis yang Solid dan Intens

Baba Qina - Jumat, 5 September 2025 08:18 WIB
Review The Conjuring: The Last Rites: Suguhkan Adegan Eksorsis yang Solid dan Intens

Sineas bernama James Wan pernah membuat film Saw, yang akhirnya menjadi waralaba menguntungkan, meski tanpanya di kursi penyutradaraan, kualitas beberapa sekuelnya cenderung menurun. James Wan lantas membuat Insidious, yang akhirnya menjadi waralaba menguntungkan, meski tanpanya di kursi penyutradaraan, kualitas sekuelnya juga cenderung menurun. Dari situ, pasti sobat sudah memahami polanya.

Seri The Conjuring pun serupa. Deretan spin off-nya (kecuali Annabelle: Creation yang brilian) gagal menyamai pencapaian dua installment seri utamanya, yang masuk di jajaran horor modern paling mengesankan. Tapi, kini tiba waktunya bagi James Wan melepas ciptaannya (lagi). Michael Chaves, sutradara yang dianggap sukses kala membidani The Conjuring: The Devil Made Me Do It, kembali diserahkan kepercayaan untuk memimpin proyek terbaru sekaligus menjadi bagian terakhirnya yang diberi judul The Conjuring: Last Rites.

The Conjuring: Last Rites akan kembali menghadirkan kisah menegangkan pasangan paranormal legendaris, Ed (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga), yang terjun dalam kasus paling mencekam sepanjang karier mereka. Berlatar tahun 1986 di West Pittston, Pennsylvania, film ini mengikuti penyelidikan mereka terhadap keluarga Smurl yang sudah lebih dari satu dekade diteror oleh entitas jahat.

Awalnya, kehidupan keluarga Jack (Elliot Cowan) dan Janet Smurl (Rebecca Calder) bersama anak-anak mereka berjalan normal sejak pindah ke rumah impian pada 1973. Namun, keadaan berubah ketika sebuah lampu jatuh menimpa putri mereka, Shannon (Molly Cartwright). Sejak saat itu, teror semakin menjadi, mulai dari penampakan bayangan, kekerasan fisik, hingga pelecehan mengerikan oleh makhluk tak kasat mata.

Ed dan Lorraine pun berusaha menolong keluarga ini dengan menyelami kegelapan supranatural yang bukan hanya mengancam keluarga Smurl, tetapi juga mengancam diri mereka. Namun, berhasilkah upaya mereka berdua?

Lagi-lagi, Michael Chaves mampu menyajikan cerita film ini dengan ritme yang pas sehingga sobat teater dijamin dapat terus merasa tertarik untuk mengikuti perjalanan karakter Ed dan Lorraine Warren dalam menyingkap tabir misteri yang sedang mereka hadapi. Naskah film ini juga masih punya cukup amunisi agar durasinya yang lebih dari dua jam ini bukan hanya sebatas kompilasi jumpscare belaka.

Yap, The Conjuring: Last Rites benar-benar “mempunyai cerita”. Ada misteri yang mampu menjaga atensi penonton, meski kemudian, semakin jauh bergulir, alurnya semakin bisa diprediksi. Tapi tenang, karena seri The Conjuring jelas sangat beruntung karena masih memiliki duo Patrick Wilson dan Vera Farmiga yang memerankan dua karakter utama dalam seri filmnya. 

Dengan chemistry yang semakin meyakinkan, serta penampilan akting dari kedua nama di atas tadi, maka seri The Conjuring dapat terus membuat sobat teater bertahan mengikuti penceritaan dari karakter yang mereka perankan. Patrick Wilson dan Vera Farmiga benar-benar menjadi nyawa bagi The Conjuring: Last Rites, bahkan pada momen-momen terlemahnya sekalipun.

Tak lupa, Michael Chaves juga mempresentasikan adegan eksorsis dengan solid. Intensitasnya mampu dijaga, sembari karakternya melakukan gerakan-gerakan "tidak manusiawi", yang mana merupakan kekhasan film-film bertema eksorsis. Chaves pun turut menyelipkan nod bagi seri Annabelle di film ini, sekaligus mengundang James Wan untuk ikut ambil bagian sebagai cameo di film ini.

Pada akhirnya, The Conjuring: Last Rites coba mempertahankan spirit yang diletakkan oleh film keduanya (dan berlanjut di Annabelle Comes Home), yakni perihal romansa Ed dan Lorraine. Bahwa motivasi maupun resolusi yang diambil, selalu didasari oleh cinta dari keduanya. Kualitas teror boleh saja mengalami stagnansi, namun keberhasilan sang sutradara dalam menjaga semangat dasar tersebut, nyatanya masih mampu menjaga kualitas film ini.