Review YOLO: Bikin Perasaan Campur Aduk

Baba Qina - Selasa, 23 April 2024 12:23 WIB
Review YOLO: Bikin Perasaan Campur Aduk

Bicara soal kecantikan, negara-negara di seluruh belahan dunia tentu memiliki standarnya masing-masing. Tapi, adanya standar tersebut terkadang membuat beberapa orang merasakan ketidakadilan. Salah satunya adalah terkait body shaming jika paras atau tubuhnya tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada.

Kondisi itulah yang coba digambarkan dalam film berjudul YOLO, atau You Only Live Once. Berkisah tentang seorang perempuan pengangguran berusia 30-an bernama Le Ying (Jia Ling). Kebetulan, ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya. Suatu hari, dia merasa frustrasi dengan perlakuan keluarganya yang memaksanya untuk bekerja.

Alhasil, Le Dan (Zhang Xiaofei), sepupunya, memasukkannya ke sebuah acara pencari kerja. Sayangnya, hal itu malah mempermalukannya, karena Le Ying kelebihan berat badan. Setelah itu, dia pergi meninggalkan rumah dan bekerja di sebuah restoran. Le Ying lalu berkenalan dengan Hou Kun (Lei Jiayin), seorang petinju dan pelatih yang kebetulan sedang membutuhkan anggota baru. Le Ying pun mendaftar sebelum kemudian dikecewakan oleh kekasihnya.

Menariknya, di tengah keputusasaannya itu, Le Ying memilih untuk berjuang menjadi seorang petinju profesional. Tapi, dia harus menurunkan berat badannya hingga 50 kilogram sebagai salah satu syarat utamanya.

Menurut penulis, YOLO berhasil memenuhi syarat sebuah sebuah film drama olahraga yang penuh inspirasi dan motivasi. Dari awal hingga setidaknya pertengahan film, ceritanya mengalir dengan begitu menyenangkan.

Drama self love-nya juga terasa begitu natural, tidak dibuat overdramatic. Komedinya pun berbaur dengan timing yang pas. Unsur drama keluarga dan romance-nya turut diberi bumbu manis dan pahitnya kehidupan.

Lantas, bagaimana dengan bagian terakhirnya? Menurut penulis, inilah bagian terbaiknya YOLO, terutama di 30 menit akhir filmnya. Ya, konklusi yang dihadirkan oleh film ini menjadi salah satu konklusi terbaik yang dihadirkan di tahun ini.

Lalu, bagaimana dengan unsur “sport”-nya? Sobat teater tak perlu khawatir. Pasalnya, jika sobat menyukai film olahraga seperti Rocky, maka YOLO dijamin akan membuat sobat tersenyum lebar.

Film ini seperti memasukkan tribute khusus untuk film tersebut lewat scoring yang dihadirkan. Beragam adegan sport di film ini juga benar-benar memberi energi dan seakan membuat penontonnya menjadi semangat untuk berolahraga.

Jadi secara keseluruhan, YOLO dijamin bakal membuat perasaan sobat teater menjadi campur aduk. Pujian  layak diberikan kepada aktor utama sekaligus sutradaranya. Jia Ling. Menurut penulis,  ia berhasil melakukan transformasi persis mengikuti karakter Le Ying yang dia perankan, dan menjadikan film ini terasa seperti biopic dirinya sendiri. Salute!