Sinopsis Samsara, Film Bisu dengan Visual Bali Tempo Dulu
Tim Teaterdotco - 1 jam yang lalu
Samsara, film terbaru karya maestro Garin Nugroho, akhirnya dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada 20 November 2025. Setelah berkeliling dunia dan meraih berbagai penghargaan bergengsi, film ini siap menyapa penonton tanah air dengan sentuhan artistik yang jarang ditemukan di sinema modern.
Mengusung format bisu dan hitam-putih, Samsara tampil sebagai karya eksperimental yang memadukan tradisi, mistisisme, dan visual puitis khas Garin Nugroho. Film ini sebelumnya telah tampil dalam format cine-concert, di mana musik gamelan Bali dipadukan dengan elemen elektronik yang dimainkan langsung saat pemutaran.Mengangkat Bali 1930-an dengan Kisah Mistis dan Cinta Terlarang
Berlatar di Bali era 1930-an, Samsara berkisah tentang Darta (Ario Bayu), seorang pria miskin yang jatuh cinta pada Sinta (Juliet Widyasari Burnett), gadis bangsawan yang hidup dalam tradisi dan aturan ketat keluarga.
Cinta mereka terhalang status sosial. Dalam keputusasaan, Darta melakukan perjanjian gelap dengan Raja Monyet (Gus Bang Sada), sosok spiritual yang menjanjikan kekayaan dan kekuasaan. Perjanjian itu justru membawa kutukan yang menghancurkan kehidupannya dan menyeret keluarganya pada penderitaan.
Kisah ini tak hanya menggambarkan cinta dan keserakahan, tetapi juga menggali lebih dalam konsep karma, batas moral, serta konsekuensi dari ambisi manusia.
Tanpa Dialog, Mengandalkan Bahasa Tubuh dan Visual Puitis
Samsara menjadi unik karena diproduksi tanpa dialog. Garin Nugroho memilih menghadirkan emosi melalui gerak tubuh, ekspresi wajah, komposisi visual, dan musik.
Sinematografi hitam-putih menghadirkan nuansa Bali tempo dulu yang magis dan artistik. Kolaborasi musik oleh Wayan Sudirana dan Kasimyn (Gabber Modus Operandi) menciptakan atmosfer mistis yang intens melalui perpaduan gamelan dan elektronik.
Format ini membuat penonton benar-benar larut pada kekuatan gambar dan irama, menciptakan pengalaman sinematik yang jarang dijumpai di film Indonesia.
Deretan Pemain dan Peran yang Menghidupkan Dunia Samsara
Film ini menghadirkan jajaran pemain berbakat, termasuk:
- Ario Bayu sebagai Darta
- Juliet Widyasari Burnett sebagai Sinta
- Gus Bang Sada sebagai Raja Monyet
- Valentine Payen-Wicaksono
- Tara Anindya Butterly sebagai Sinta muda,
Serta sejumlah aktor pendukung dari Bali yang memperkuat unsur budaya lokal
Ario Bayu tampil dengan kedalaman emosi tanpa mengandalkan dialog, sementara Juliet Burnett memadukan latar seni tari dengan peran dramatis, menghadirkan karakter Sinta yang lembut sekaligus kuat.
Perjalanan Internasional dan Prestasi yang Membanggakan
Sebelum kembali ke Indonesia, Samsara telah diputar di sejumlah festival film dunia, termasuk Cannes, Berlin, dan Toronto. Film ini juga meraih pujian kritikus internasional atas pendekatan artistiknya.
Di tingkat nasional, Samsara mencatat prestasi besar dengan memenangkan 4 Piala Citra FFI 2024, termasuk:
- Film Terbaik
- Sutradara Terbaik
- Sinematografi Terbaik
- Penghargaan teknis lainnya
Penghargaan tersebut memperkuat posisi Samsara sebagai salah satu film Indonesia paling berpengaruh dalam beberapa tahun terakhir.
Tayang Mulai 20 November 2025
Setelah melakukan tur internasional dan pemutaran terbatas di berbagai acara seni, Samsara akhirnya siap tayang untuk publik luas di bioskop Indonesia.
Dengan perpaduan mistisisme, visual artistik, dan kisah yang menggugah, Samsara diharapkan mampu menginspirasi generasi baru sineas Indonesia sekaligus memperkenalkan budaya Nusantara ke mata dunia.