Review Gowok Kamasutra Jawa: Angkat Tradisi Abad ke-15
Reskia Ekasari - Kamis, 12 Juni 2025 08:17 WIB
Hanung Bramantyo, kembali “menantang” 16 film lain yang rilis berbarengan pada 5 Juni 2025 lewat Gowok Kamasutra Jawa. Apakah film yang mengisahkan sebagian part di Serat Centhini bakal berhasil menggondol ketertarikan masyarakat daripada belasan film lain?
Film ini, mengisahkan profesi yang telah lama ada dalam budaya Jawa tapi kini mulai tergerus karena zaman yang berkembang: Gowok.
Gowok itu sendiri, adalah profesi yang akan membuat seorang pria yang bakal menikah, terlatih untuk “membahagiakan” istrinya. Ingin tahu seperti apa filmnya? Cek!
Fakta di Balik Film Gowok Kamasutra Jawa
Ada yang menarik dari film ini, karena Hanung Bramantyo memadukan unsur budaya, sejarah, thriller, dan juga seksualitas. Sesuatu yang belakangan (mungkin) jarang kita saksikan:
1. Gowok, Pekerjaan yang Hilang karena Zaman
Pertama, mari bahas dari segi istilah “Gowok” itu sendiri. Sebenarnya, Gowok ini merupakan profesi yang dikerjakan perempuan dalam masyarakat Jawa. Tugasnya adalah mengajarkan laki-laki yang akan menikah mengenai cara membahagiakan seorang istri.
Namun, dalam Gowok film tentu cerita yang muncul adalah fiksi dengan latar waktu 30 tahun dari pra sampai setelah kemerdekaan Indonesia.
Secara mendasar, ini adalah film yang menggabungkan unsur thriller, budaya, sejarah, dan seksualitas.
2. Berasal dari Part di Serat Centhini
Bukan dari novel populer, atau kisah-kisah yang muncul dari karangan manusia-manusia era ini. Tapi, Gowok Kamasutra Jawa terinspirasi dari Serat Centhini, yang merupakan karya sastra Jawa lama.
Dalam serat ini, memang ada bagian yang berfokus menjelaskan sexual education. Hanya saja, bukan berarti Serat Centhini fokus membahas seksualitas, melainkan hanya ada part yang mendalam tentangnya.
3. Latar Belakang Budaya Hasil Akulturasi China - Jawa
Meski kental dengan unsur Jawa, tapi ternyata banyak yang meyakini Gowok adalah hasil akulturasi masyarakat Jawa dan China yang sudah eksis sejak abad ke-15.
Dalam Gowok film full movie, Hanung Bramantyo mengisahkan bagaimana seorang gowok menjadikan muridnya–laki-kaki—agar mereka menjadi sosok lelananging jagad yang bisa diartikan “pria tak ada tandingannya”.
Katanya, profesi ini muncul karena di tahun 1400-an, Laksamana Cheng Ho punya koneksi dengan banyak raja Jawa. Lalu, ia membawa perempuan dengan nama Goo Wook Niang.
Nah, tugas perempuan itu adalah mengajari bangsawan dan utamanya raja agar menjadi lelananging jagad.
4. Film 21+
Yap, lantaran ini menyerempet tema seksualitas, maka peruntukannya cuma bagi kamu yang telah berumur 21 tahun ke atas.
Selain itu, dalam cerita ini nanti murid laki-laki dari gowok akan tinggal di pondok. Lalu, belajar falsafah rumah tangga serta hubungan suami-istri. Misalnya mulai dari peranan suami hingga memuaskan istrinya.
Pemuasan istri, tinggal di pondok, latihan bersama Gowok untuk belajar ilmu gowokan, tentu merupakan unsur seksualitas yang kuat.
Apakah layak untuk ditonton? Sangat. Apalagi kalau kamu ingin tahu tentang profesi, sejarah, dan bagaimana salah satu pelajaran dalam Serat Centhini yang merupakan karya sastra Jawa.