Sinopsis The Great Flood, Kisah Banjir Besar yang Jadi No.1 di Netflix
Tim Teaterdotco - 4 jam yang lalu
Film Korea Selatan The Great Flood resmi menjadi salah satu rilisan terbesar Netflix di penghujung tahun 2025. Mengusung genre fiksi ilmiah dan thriller bencana, film ini tak hanya menyajikan kehancuran akibat banjir besar, tetapi juga konflik psikologis, emosi keluarga, serta pertaruhan masa depan umat manusia.
Dirilis secara global pada 19 Desember 2025, The Great Flood langsung mencuri perhatian. Dalam waktu kurang dari 24 jam, film ini sukses menempati posisi No.1 Top 10 Film Netflix Global, sekaligus masuk jajaran film terpopuler di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Debut Bergengsi di BIFF dan Proses Produksi Panjang
Sebelum tayang di Netflix, The Great Flood lebih dulu melakukan pemutaran perdana di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, tepatnya dalam program Korean Cinema Today – Special Premiere. Kehadiran film ini di BIFF menegaskan posisinya sebagai karya sinema serius dengan skala produksi besar.
Proses pembuatan film ini terbilang panjang dan penuh tantangan. Syuting berlangsung selama sekitar enam bulan, dari Juli 2022 hingga Januari 2023. Namun, tahap pascaproduksi memakan waktu hampir tiga tahun, terutama untuk menyempurnakan efek visual air dan banjir yang menjadi elemen utama cerita.
Sutradara Kim Byung-woo, yang dikenal lewat film The Terror Live, kembali menunjukkan keahliannya dalam membangun ketegangan di ruang terbatas, kali ini dengan skala bencana global.
Sinopsis: Perjuangan Ibu dan Anak di Tengah Kiamat Banjir
The Great Flood berlatar di hari-hari terakhir kehidupan di Bumi. Bencana banjir global dipicu oleh hantaman asteroid yang memicu tsunami raksasa, menenggelamkan kota-kota besar, termasuk Seoul.
Cerita berfokus pada Gu An-na (Kim Da-mi), seorang peneliti kecerdasan buatan (AI) sekaligus ibu tunggal. Ia terjebak bersama putranya yang masih kecil, Shin Za-in, di sebuah apartemen yang perlahan terendam air. Tanpa bantuan yang datang, An-na berjuang membawa anaknya ke tempat yang lebih tinggi demi bertahan hidup.
Situasi semakin kacau ketika kepanikan warga, kekerasan, dan penjarahan mulai terjadi. Dalam kondisi genting tersebut, An-na bertemu dengan Son Hee-jo (Park Hae-soo), anggota tim keamanan misterius yang mengungkap bahwa An-na memiliki peran penting dalam rencana penyelamatan umat manusia pascabencana.
Dari titik ini, film bergerak melampaui sekadar perjuangan melawan banjir, menuju konflik moral, rahasia tersembunyi, dan pilihan sulit di ambang kepunahan.
Kim Da-mi mengungkap bahwa adegan air dan bawah air menjadi tantangan terbesar selama syuting, baik secara fisik maupun mental. Para pemain bahkan menjalani pelatihan khusus seperti berenang, scuba diving, dan freediving.
Dari sisi teknis, The Great Flood menuai pujian berkat efek visual air yang realistis. Tim produksi menggunakan teknik dry for wet untuk menciptakan ilusi adegan bawah air dengan presisi tinggi.
Dengan durasi 1 jam 46 menit, The Great Flood menghadirkan perpaduan drama emosional, aksi intens, dan fiksi ilmiah. Meski alurnya cukup kompleks dan menuntut perhatian penonton, film ini tetap menawarkan pesan kuat tentang harapan, ikatan keluarga, dan masa depan manusia di tengah kehancuran.
Bagi penggemar film bencana dan sci-fi, The Great Flood menjadi tontonan wajib yang tak sekadar memamerkan kehancuran, tetapi juga sisi paling rapuh sekaligus kuat dari kemanusiaan.