Rilis dalam 2 Versi, Gowok: Kamasutra Jawa Tayang di Bioksop Mulai 5 Juni
Tim Teaterdotco - Rabu, 28 Mei 2025 10:39 WIB
Film kontroversial besutan Hanung Bramantyo, Gowok: Kamasutra Jawa, ramai diperbincangkan karena akan dirilis dalam dua versi berbeda: 17+ dan 21+. Keputusan ini menuai beragam pertanyaan dari publik. Lantas, apa alasan di balik strategi ini?
Versi Original 21+ dan Adaptasi 17+
Sutradara Hanung Bramantyo menjelaskan, sejak awal film ini sudah dirancang dengan rating 21+ karena konten dewasa yang kuat, termasuk adegan seksualitas dan dialog eksplisit. Versi inilah yang ditayangkan di International Film Festival Rotterdam (IFFR) Februari 2025 dan mendapat respons positif 212. Namun, untuk penayangan di bioskop Indonesia, tim produksi memutuskan merilis versi 17+ setelah melakukan pemotongan adegan sensitif sekitar 30 detik.
“Ini bukan soal memanjangkan durasi, tapi menyesuaikan regulasi. Versi 21+ adalah original cut, sedangkan 17+ dibuat agar lebih banyak penonton bisa menikmati tanpa batasan waktu tayang,” ujar Hanung dalam konferensi pers di Jakarta (26/5/2025).
Regulasi Bioskop dan Permintaan Produser
Alasan utama pengurangan rating berasal dari permintaan produser Raam Punjabi (MVP Pictures) dan regulasi Lembaga Sensor Film (LSF). Film berlabel 21+ hanya boleh tayang setelah pukul 21.00 WIB, yang dinilai membatasi jumlah penonton. “Kami tidak mau film ini hanya tayang setelah Maghrib. Dengan versi 17+, jadwal tayang lebih fleksibel,” tambah Hanung.
Meski demikian, Hanung menegaskan bahwa pemotongan adegan tidak menghilangkan esensi cerita. Penonton yang ingin menyaksikan versi lengkap masih bisa menontonnya melalui special screening atau festival film.
Sinopsis dan Latar Budaya
Gowok: Kamasutra Jawa mengangkat tradisi Jawa tahun 1955-1965 di mana calon pengantin pria belajar pendidikan seks dari gowok (dukun perempuan). Kisahnya berpusat pada konflik cinta terlarang antara gowok dan muridnya, serta hilangnya tradisi ini pasca-1965 karena dianggap prostitusi terselubung.
Film ini terinspirasi dari kitab kuno seperti Serat Centhini dan Wulangreh, dengan penekanan pada edukasi seks yang bertanggung jawab. “Ini bukan sekadar hiburan, tapi upaya melestarikan kearifan lokal yang nyaris punah,” jelas Hanung.
Daftar Pemain dan Jadwal Tayang
Film ini dibintangi deretan aktor ternama seperti Reza Rahadian, Raihaanun, Lola Amaria, dan Devano Danendra. Devano bahkan mengaku belajar banyak tentang sejarah dan teknik hubungan intim yang romantis melalui perannya.
Gowok: Kamasutra Jawa akan tayang serentak di bioskop Indonesia mulai 5 Juni 2025. Dengan durasi 2 jam 10 menit, film ini diharapkan bisa membuka diskusi tentang pentingnya pendidikan seks dalam budaya dan pernikahan.
Dengan strategi dua versi ini, Gowok: Kamasutra Jawa berpeluang menjangkau audiens lebih luas, sekaligus menjaga integritas cerita asli. Siapkah Anda menyaksikan karya kontroversial nan edukatif ini?