Review Jembatan Shiratal Mustaqim, Visual Neraka yang Memukau dan Bikin Merinding
Tim Teaterdotco - Jumat, 10 Oktober 2025 08:12 WIB
Film horor religi Jembatan Shiratal Mustaqim akhirnya resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia dan langsung mencuri perhatian publik. Karya garapan Bounty Umbara dan diproduksi oleh Dee Company ini menghadirkan kombinasi tak biasa antara teror spiritual, drama keluarga, dan kritik sosial tajam terhadap praktik korupsi.
Dibintangi Agus Kuncoro, Imelda Therinne, Raihan Khan, dan Mike Lucock, film ini menawarkan pengalaman menonton yang bukan hanya menegangkan, tetapi juga menggugah nurani.
Sinopsis: Dosa Korupsi yang Menghantui dari Dunia hingga Akhirat
Cerita berpusat pada Arya (Raihan Khan), seorang pemuda yang hidup di wilayah terdampak tsunami. Setelah kehilangan ayahnya dalam kecelakaan misterius, Arya mulai diganggu oleh teror supranatural yang berhubungan dengan skandal dana bantuan korban bencana. Bersama ibunya (Imelda Therinne), ia berusaha mengungkap kebenaran di balik dosa besar yang menghantui keluarga mereka.
Namun perjalanan itu membawanya pada visi mengerikan tentang Jembatan Shiratal Mustaqim, jalan sempit penuh duri yang hanya bisa dilewati oleh orang-orang dengan amal baik. Dari sinilah film mengalirkan pesan moral kuat: korupsi bukan sekadar kejahatan duniawi, tetapi dosa yang akan dibalas di akhirat.
Pesan Moral dan Visual Neraka yang Bikin Merinding
Sejak trailernya dirilis, film ini sudah viral berkat visual neraka dan Padang Mahsyar yang digarap intens. Proses CGI disebut memakan waktu hampir setahun penuh, dan hasilnya kini bisa disaksikan di layar lebar — menghadirkan gambaran sinematik tentang azab, manusia tersiksa, dan perjalanan roh di akhirat yang memukau sekaligus menakutkan.
Penonton yang sudah menyaksikan di hari pertama tayang ramai membagikan reaksinya di media sosial. Banyak yang mengaku terpukul oleh pesan moral film dan merasa film ini seperti “tamparan keras bagi koruptor.”
Drama Keluarga dan Kritik Sosial yang Menggigit
Sutradara Bounty Umbara memadukan horor dan drama keluarga dengan cukup berani. Meski alur ceritanya sesekali terasa berat dengan dialog religius dan kilas balik panjang, pesan yang ingin disampaikan tetap terasa kuat: keserakahan manusia bisa menghancurkan generasi berikutnya.
Dari sisi teknis, CGI-nya memang belum sempurna — beberapa adegan neraka terlihat agak kasar — namun atmosfer kelam dan tata cahaya redup berhasil menjaga ketegangan. Film ini membuktikan bahwa horor religi tak selalu harus menampilkan hantu; kadang dosa manusialah yang paling menakutkan.
Momen peluncuran film ini sempat viral karena menghadirkan Angelina Sondakh, mantan politisi yang pernah tersandung kasus korupsi. Kehadirannya bukan sekadar gimmick promosi, melainkan bentuk refleksi tentang dosa dan kesempatan memperbaiki diri.
Gestur ini memperkuat pesan film bahwa tak ada dosa yang luput dari perhitungan, dan setiap manusia akan diuji di “jembatan” amalnya masing-masing.
Secara keseluruhan, Jembatan Shiratal Mustaqim berhasil menghadirkan sesuatu yang berbeda di jagat perfilman horor Indonesia. Ia menegangkan, emosional, dan penuh refleksi. Meski masih ada kekurangan di aspek teknis, film ini pantas diapresiasi karena berani menyinggung isu yang jarang disentuh: korupsi sebagai dosa besar yang akan berujung pada azab abadi.
Bagi penikmat film religi dan pencinta kisah dengan makna moral kuat, film ini wajib ditonton. Lebih dari sekadar horor, Jembatan Shiratal Mustaqim adalah pengingat keras bahwa setiap perbuatan jahat punya konsekuensinya, di dunia maupun akhirat.